BOLASPORT.COM - Project Manager Repsol Honda, Takeo Yokoyama, mengatakan bahwa ada ambisi besar di dalam timnya.
Pada MotoGP 2018, tim Honda sukses meraih treble winner alias tiga gelar juara dunia.
Selain mendapatkan titel kampiun dunia untuk pebalap melalui Marc Marquez, Honda juga menyabet gelar juara dunia untuk tim dan manufaktur.
Hal ini disebut Takeo Yokoyama sebagai hasil sempurna.
Sebab, dia tidak senang jika Honda hanya membawa pulang titel kampiun dunia untuk pebalap.
Bagi Yokoyama, gelar juara dunia tim juga menjadi hal penting pada kejuaraan MotoGP.
Baca Juga : Profesi sebagai Pebalap Dinilai Penuh Risiko, Pebalap Honda Contohnya
"Jika Marc Marquez menjadi juara dan Honda tidak, itu akan menyakitkan," kata Yokoyama yang dikutip BolaSport.com dari Speedweek.
"Namun, pernahkah hal tersebut terjadi?," tutur pria yang sudah empat tahun menjadi Project Manager Repsol Honda itu.
Lebih lanjut, Yokoyama mengungkapkan bahwa mengalahkan Yamaha adalah tradisi bagi Honda.
Bahkan ketika pebalap mereka gagal meraih gelar juara dunia sekalipun, tim Honda tetap mampu mengalahkan Yamaha di bagian manufaktur.
Baca Juga : Presiden Dorna: Tak Ada Tim Impian jika Duet Baru Honda Gagal Menang
"Saya ingat Jorge Lorenzo menjadi juara dunia pada tahun 2012, tetapi Honda meraih titel kampiun manufaktur. Hal itu bagus," ujar Yokoyama.
"Lagi pula, mengikuti tradisi di Honda yaitu mengalahkan Yamaha adalah kepuasan terbesar dari segalanya. Tentu saja penting bagi kami memenangkan gelar juara sebagai pengembang motor," kata dia lagi.
Tim Repsol Honda akan menatap musim pembuka pada MotoGP 2019 yang bakal digelar di Sirkuit Losail, Qatar, 8-10 Maret mendatang.
Sebelumnya, Honda dan para tim peserta MotoGP akan menjalani tes pramusim 2019 di Sirkuit Internasional Sepang, Malaysia, 6-8 Februari.
View this post on Instagram
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar