BOLASPORT.COM - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti terus menekankan pentingnya kualitas latihan dalam upaya peningkatan prestasi pemain.
Latihan dan pertandingan sama-sama memegang peranan penting dalam capaian seorang atlet. Hasil yang diraih atlet tak lepas dari matangnya persiapan sebelum keberangkatan menuju turnamen.
Pada awal 2019, Susy berharap para atlet dapat meningkatkan kualitas latihan mereka menjadi lebih baik lagi.
Peraih medali emas tunggal putri pada Olimpiade Barcelona 1992 ini mengungkapkan bahwa kebiasaan di latihan akan terbawa ke pertandingan.
"Mengatasi tekanan di pertandingan harus dibiasakan dari latihan. Contoh, kalau sudah capek di latihan, kadang masih nawar, kalau ketat, ya sudahlah, pasrah," kata Susy seperti dilansir BolaSport.com dari Badminton Indonesia.
"Waktu latihan drilling 100 bola, kadang kalau sudah capek, dinyangkutin, kebiasaan di latihan itu akan kebawa, jadi cepat menyerah lah. Kalau bola susah nggak mau diambil lah. Lebih baik di latihan mikir yang terjelek dulu, kalau nanti nggak sejelek itu di pertandingan kan enak kitanya main," ujar Susy.
Baca Juga : Cabang Para Bulu Tangkis Akan Digelar pada Paralimpiade Paris 2024
Susy juga menuturkan bahwa tenaga atlet di pertandingan sudah pasti akan lebih terkuras karena adanya rasa tegang di lapangan. Karena itu, saat latihan harus dilakukan minimal sebanyak tiga kali lipat.
"Kalau latihan 20 kali smash, paling di pertandingan cuma lima sampai enam kali smash untuk satu poin. Kalau di tunggal, bisa 56 kali sampai 80 kali, ya latihannya harus tiga kali lipatnya," ucap Susy.
"Di pertandingan, setengahnya saja sudah hilang karena tenanga lebih terkuras, ada rasa tegang, feeling belum dapat dan sebagainya. Nah, kalau kita bisa menerapkan yang setengahnya saja sudah bagus," tuturnya.
Kesadaran dari tiap atlet dipandang Susy menjadi hal utama yang akan membawa perubahan bagi si atlet itu sendiri. Apalagi sebagai penghuni pelatnas yang merupakan tempat berkumpulnya pebulutangkis terbaik negeri ini.
Baca Juga : Rayakan Imlek di Rumah Kakek, Goh Liu Ying Kenang Masa Kecilnya
"Ada atlet yang merasa sudah latihan kok, sudah habiskan program. Tetapi, kualitasnya bagaimana? Belum lagi yang nyolong-nyolong, kalau latihan kelincahan nggak sampai garis, aturannya kan harus menyentuh garis. Padahal ini kalau di pertandingan banyak manfaatnya, menentukan posisi dimana dia menyerang," ucap Susy.
"Sudah dimarahi, tetapi pelatih kan nggak bisa terus-terusan melihat satu-satu bolanya. Misalnya latihan tiga jam, tidak mungkin tiga jam ditunggu oleh pelatih, pemain kan sudah dewasa juga, masak harus dilihatin terus menerus?"
Susy mengingatkan bahwa kebiasaan latihan akan terbawa ke pertandingan.
"Ada pemain yang bilang, ah ini kan cuma latihan, nanti kalau di pertandingan baru sungguh-sungguh, itu namanya mimpi!" katanya.
Saat ini sejumlah pebulu tangkis Indonesia sedang mempersiapkan diri ke tiga turnamen yakni Spain Masters Super 300 (19-24 Februari), Djarum Superliga Badminton 2019 (17-24 Februari), German Open (26 Februari-3 Maret), dan All England (6-10 Maret).
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Delia Mustikasari |
Komentar