BOLASPORT.COM - Sebuah kisah mengenaskan muncul di Serie C alias Divisi Tiga Liga Italia, Minggu (17/2/2019).
Pro Piacenza kalah 0-20 dari Cuneo. Bukan skornya saja yang memprihatinkan, cerita di balik kejadian tersebut juga sangat menyedihkan.
Pro Piacenza memang sudah mengalami kesulitan finansial sejak awal musim. Sejak Agustus 2018, para pemain tidak menerima bayaran.
Akibatnya, sejumlah pemain utama meninggalkan klub tersebut.
Sebelum laga melawan Cuneo, Pro Piacenza sudah WO (walk out) dalam tiga pertandingan. Sekali kejadian lagi dan mereka akan dikeluarkan dari liga.
Atas pertimbangan itu, manajemen klub berusaha mengumpulkan pemain seadanya.
Hanya 7 pemain yang bisa diturunkan Pro Piacenza, memenuhi syarat minimal sebuah pertandingan dapat digelar.
Dari 7 orang itu, 6 adalah pemain-pemain berusia di bawah 18 tahun. Satu orang lainnya adalah masseur alias tukang pijat tim berusia 39 tahun!
Baca Juga : Munculnya Alien Sepak Bola Baru di Liga Italia Tadi Malam
Sang masseur masuk line-up karena seorang pemain lupa membawa kartu identitas.
Salah satu remaja, Nicola Cirigliano, juga bertindak sebagai pelatih karena tidak ada staf pelatih yang hadir dalam pertandingan tersebut.
Di tengah pertandingan, salah satu pemain mengalami cedera dan seorang staf penyedia perlengkapan tim masuk menggantikannya.
Pro Piacenza mendapatkan tambahan satu tenaga setelah pemain yang tidak membawa KTP pulang untuk mengambil kartu identitasnya dan menyusul masuk.
Resmi, Berlinton Siahaan dan Glen Sugita Pilih Mundur dari PT LIB https://t.co/cWqt5mRyYI
— BolaSport.com (@BolaSportcom) February 18, 2019
Menghadapi tim compang-camping seperti itu, pemain-pemain Cuneo pun berpesta gol.
Edoardo Defendi mencetak 5 gol (menit ke-3, 4', 6', 20', 22'), Hicham Kanis malah bikin double hat-trick (8', 10', 17', 30', 33', 36'), Michele Emmausso (15', 32', 84') dan Francesco De Stefano (38', 44', 90') juga kebagian hat-trick, sementara gol-gol lain dicetak oleh Giuseppe Caso (24'), Francesco Ferrieri (58'), serta Nicola Alvaro (78')
Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), Gabriele Gravina, menyebut kejadian ini sebuah "penghinaan untuk olahraga".
"Dalam situasi yang sulit dipercaya ini, FIGC punya kewajiban untuk menjalankan semua peraturan. Tanggung jawab kami adalah melindungi semangat suporter, industri yang sehat, dan kredibilitas kompetisi kami," katanya.
Seperti dikutip Bolasport.com dari BBC, FIGC akan memanggil Pro Piacenza pada 11 Maret mendatang untuk menentukan nasib mereka.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | football-italia.net |
Komentar