BOLASPORT.COM - Sebagai kuasa hukum Marko Simic yang ditunjuk Persija, Gusti Randa telah mendalami kasus pelecehan seksual yang dilakukan kliennya itu.
Setelah mendapat berbagai temuan, Gusti Randa membeberkan kronologi lengkap kasus yang menjerat Marko Simic kepada publik.
Menurut pria yang juga berstatus sebagai anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI ini, kasus yang dijalani Simic ternyata tidak terlalu serius.
Gusti dengan tegas mengatakan, bahwa apa yang diberitakan saat ini lebih besar daripada kenyataannya.
Baca Juga: Cedera Pascaseleksi Timnas U-22, Striker Ini Tolak Tawaran Klub Liga 1
Baca Juga: Konvoi Timnas U-22 Indonesia Tak Semeriah Arak-arakan Persija
"Sebetulnya enggak sejauh itu, banyak beredar di luar-luar pelecehanya seperti apa (begini dan begitu), tidak," kata Gusti kepada awak media, termasuk BolaSport.com.
Kasus pelecehan itu terjadi di dalam pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA0741 yang melayani rute Bali-Sydney.
Baca Juga: Seusai Kalah dari Timnas U-22 Indonesia, Vietnam Tunjuk Pelatih Baru
Kala itu, Marko Simic dan anggota rombongan Persija yang lain menuju Australia dalam rangka memenuhi laga kualifikasi Liga Champions Asia 2019.
Persija menjalani laga tandang ke markas Newcastle Jets, 12 Februari 2019.
Baca Juga: Manajer PSS Sleman, Retno Sukmawati Harus Dibawa ke Rumah Sakit
Menurut penuturan Gusti, posisi duduk Simic dan korbannya memang berdekatan.
"Simic duduk di kursi 37 perempuan itu ada di 39," katanya.
Baca Juga: Jelang Piala Presiden 2019 di Markas Persib, Kepolisian Imbau Suporter Tak Bawa-bawa Politik
Namun yang menarik, masih menurut penuturan Gusti, Persija telah memesan tiga kursi dalam baris itu, termasuk kursi yang diduduki oleh korban.
Gusti yang baru saja ditetapkan sebagai Komisaris PT Liga Indonesia Baru (LIB) ini juga mengatakan dengan jelas dari tiap adegan yang dilakukan Simic.
Baca Juga: Arsitek Muda asal Jepang Segera Jadi Pelatih Baru Timnas Singapura
Kronologi itu termasuk dengan kenyataan bahwa pemain asal Kroasia itu telah mengenal si korban sebelumnya.
"Simic dengan perempuan ini sudah saling kenal. Artinya, kenal di atas pesawat. Bukan ujug-ujug tidak kenal," ujarnya.
Baca Juga: Persija Rilis 26 Pemain untuk Piala AFC 2019, Termasuk Semua Pilar Asing kecuali Marko Simic
Tindak pelecehan yang dilakukan Simic, dikatakan Gusti adalah penggerayangan atau meraba beberapa bagian tubuh korban.
Korban yang tidak terima dengan perlakuan Simic pun akhirnya melaporkan kejadian itu kepada awak kabin.
Baca Juga: Timnas U-22 Indonesia Tetap Jalan Tanpa Egy Maulana dan Saddil Ramdani
"Ada sedikit pegangan tangan, lalu merasa tidak suka. Lalu dipegang lagi pahanya, lalu tak suka. Nah perempuan itu melaporkan kepada pramugara," tutur Gusti.
Setelah kejadian itu, korban kemudian dipindahkan ke kursi lain oleh pramugara.
Baca Juga: Bintang Persija Marko Simic Mengaku Tidak Melakukan Pelecehan Seksual
Tidak berhenti sampai di sana, si korban belum merasa aman dan kembali mengungkapkan ketakutannya kepada pramugara.
Simic kemudian diberi peringatan pertama dari tiga tingkatan peringatan di dalam pesawat.
Manajer Persija, Ardhi Tjahjoko sempat diminta untuk memberi pengertian kepada Simic.
Sempat terjadi upaya mediasi di dalam pesawat yang dilakukan oleh pramugara untuk membantu kedua belah pihak menyelesaikan kasus tersebut.
Baca Juga : Gusti Randa Lepas 'Baju' PSSI-nya saat Tangani Kasus Marko Simic
#BanggaSepakBolaKita Peran PSSI di Balik Kesuksesan Indra Sjafri Juarai Piala AFF U-22 2019 https://t.co/BBB99L7f89
— BolaSport.com (@BolaSportcom) February 28, 2019
"Simic hanya dikenakan warning pertama, terjadi saling maaf, dan Simic kembali ke kursinya," ucapnya lagi.
Yang masih menjadi pertanyaan di benak Gusti Randa, sebelum pesawat mendarat, secara tiba-tiba Simic mendapat peringatan terakhir.
Sebagai pengacara, Gusti menganggap ada missing link sejak adanya kesepakatan damai di atas pesawat.
"Nah, disini ada miss link yang perlu saya kejar kenapa kok tiba-tiba sebelum landing Simic dibacakan final warning card oleh pramugara," katanya.
Baca Juga : Anggota Exco PSSI Gusti Randa Dipercaya Jadi Komisaris PT LIB
Final warning card itu termasuk bagian dari manifest pesawat yang akan diserahkan kepada petugas bandara.
Otomatis, nama Simic sudah terdaftar sebagai "orang bermasalah" di pesawat dan menjadi tanggung jawab dari pihak berwenang.
"Karena itulah form yang berwarna kuning itu menjadi kesatuan dengan manifest pesawat sehingga ketika di terminal polisi langsung naik ke pesawat," ucapnya.
Di akhir, Gusti mengaku telah berkomunikasi langsung dengan Garuda Indonesia.
Nantinya, pada persidangan Simic pada 9 April 2019, dokumen tertulis dari kronologi di atas pesawat itu akan menjadi salah satu alat bukti.
Baca Juga : Kata Gusti Randa Usai Dipercaya Jadi Komisaris PT LIB oleh Klub Liga 1
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar