BOLASPORT.COM - Mantan Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mahmud Mattalitti, menilai bahwa kepengurusan saat ini tak perlu menggelar Kongres Luar Biasa (KLB).
Menurut La Nyalla, berdasarkan Statuta PSSI, Iwan Budianto seharusnya otomatis menggantikan Joko Driyono apabila kursi kepemimpinan sudah kosong.
Pasalnya, jika ketua umum bermasalah secara hukum atau mengundurkan diri, pejabat di bawahnya bisa langsung naik menggantikan sosok itu.
"Kalau saya menilai tidak perlu (ada KLB) karena pengurusnya masih ada kan? Kalau di statuta itu dicari yang tertua. Nanti kalau Joko Driyono (Plt Ketua Umum PSSI) sudah jadi tersangka di situ masih ada Iwan Budianto sebagai wakil ketua umum," kata La Nyalla, kutip BolaSport.com dari Kompas.com.
Baca Juga : Pelatih Timnas U-22 Indonesia Enggan Komentari Kisruh di PSSI
Begitu pun jika pada perjalanannya, Iwan Budianto juga tak bisa menyelesaikan amanahnya tersebut.
Maka, Exco PSSI bisa menentukan sendiri langkah-langkah kelanjutan organisasi.
Namun dengan satu catatan, yakni anggota exco masih dalam formasi yang memenuhi syarat.
"Kalau Iwan Budianto mundur juga di situ masih ada exco. Tapi kalau exco sudah kurang dari dua per tiga, berarti ya sudah tidak layak, harus ada KLB," tuturnya lagi.
Baca Juga : Iwan Budianto dan Sekjen PSSI Kompak Tutup Mulut Terkait Kasus Jokdri
La Nyalla Mattalitti menjabat sebagai Ketua Umum PSSI sejak 18 April hingga 30 Mei 2015.
Dia "menggantikan" posisi Djohar Arifin Husein lewat sebuah situasi yang cukup panjang.
Pria kelahiran Jakarta, 59 tahun yang lalu, itu menilai bahwa KLB merupakan sebuah agenda dengan rangkaian yang panjang.
Sebab, biar bagaimana pun, PSSI harus mendapat lampu hijau dari FIFA selaku asosiasi sepak bola Dunia.
Baca Juga : Tak Sesederhana Kelihatannya, Ini Jalan Panjang Menuju Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI
"KLB itu ada aturan mainnya. Jadi aturan mainnya selama tidak ada restu dari FIFA tetap tidak akan bisa KLB," tuturnya.
Wacana menggelar KLB datang setelah Pelaksana Tugas Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, ditetapkan sebagai tersangka.
Nasib Jokdri yang menggantikan Edy Rahmayadi sejak Kongres Tahunan PSSI pada 20 Januari 2019 di Bali itu kini tengah di ujung tanduk.
Pria asal Ngawi itu didufa menjadi dalang atas perusakan barang bukti pengaturan skor.
Baca Juga : Appi Sebut Satu Nama yang Layak Memegang Jabatan Ketua Umum PSSI
La Nyalla, sebagai orang yang pernah berada di PSSI menaksir waktu tercepat apabila KLB tetap dilaksanakan.
"Paling cepat kalau memang ada KLB, Juni," ucapnya.
Editor | : | Taufan Bara Mukti |
Sumber | : | Kompascom |
Komentar