BOLASPORT.COM - Induk sepak bola seluruh Indonesia (PSSI) sempat dikabarkan belum menemukan titik terang terkait siapa sponsor utama untuk kompetisi Liga 1 2019.
Kabar ini muncul setelah Pelaksana Tugas (Plt) PSSI, Gusti Randa, mengatakan pihaknya sempat kesulitan dalam mencari sponsor baru selepas diberitakan tidak lagi bekerjasama dengan Go-Jek.
Hal ini pun sempat menjadi perbincangan hangat dikalangan media-media masa yang menganggap PSSI tidak cepat dan serius dalam menyambut kompetisi Liga 1 2019.
Namun, permasalahan ini tidak berlangsung lama setelah manajemen interim PT Liga Indonesia Baru (PT LIB), Dirk Soplanit, memberikan penjelasannya.
Meski begitu, Dirk Soplanit masih enggan memberikan info secara detail siapa sponsor utama yang akan mendukung perjalanan kompetisi kasta tertinggi Liga Indonesia.
Baca Juga : Pelatih Persib Bandung Bersuara Terkait VAR untuk Liga Indonesia
"Untuk sponsor kami sudah dapat, semoga target kami itu tercapai," kata Dirk Soplanit.
"Tapi yang jelas, sponsor sudah bersedia melibatkan diri, semoga tidak ada hambatan yang berarti. Mereka juga sudah ada jaminan bahwa kompetisi ini akan berjalan dengan baik nanti," ucap Dirk Soplanit menambahkan.
Go-Jek sebagai aplikasi ojek online itu, telah menjadi sponsor utama untuk kompetisi Liga 1 Indonesia.
Baca Juga : Tak Lagi Jadi Sponsor Liga 1, Ini Penjelasan Traveloka
Sponsor ini telah mendukung jalannya kompetisi Liga 1 sejak musim 2017 ketika bersanding dengan aplikasi Taveloka dan pada tahun 2018.
Jauh sebelum Go-Jek, Liga Indonesia pernah bekerjasama dengan sponsor-sponsor top di masanya.
Berikut BolaSport.com rangkum dari laman SuperSkor mengenai sponsor-sponsor yang pernah mendukung jalannya kompetisi Liga Indonesia.
1. Liga Dunhil
Indonesia pernah bekerjasama dengan salah satu produk rokok ternama asal London, Inggris, Dunhil sebagai sponsor utama Liga Indonesia tahun 1994-1996
Dalam kompetisi ini, Liga Perserikatan dan Galatama melebur menjadi satu pada tahun 1994 serta menjadi awal terbentuknya sepak bola modern di Indonesia.
Sebab, Indonesia hanya memiliki kompetisi perserikatan yang terbentuk saat masa kolonial.
Mulai tahun 1980, menjadi tonggak baru dalam sejarah persepak bolaan tanah air dengan munculnya kompetisi semi profesional yang diberi nama dengan Galatama.
Dunhil pun menjadi sponsor utama kompetisi tahun 1994-1996 dan berubah nama menjadi Liga Dunhil.
Selama tiga musim ini, ada dua tim yang berhasil menjadi juara dari Liga Dunhil kala itu yaitu Persib Bandung dan Mastrans Bandung Raya.
Persib Bandung berhasil juara pada musim 1994/1995 dan Mastrans Bandung Raya musim 1995/1996.
2. Liga Kansas
Sepak bola Indonesia lagi-lagi mendapat dukungan dari salah satu produk rokok ternama yaitu Kansas.
Kansas memberikan sumber pendanaan untuk kompetisi musim 1996-1997 dan merubah namanya menjadi Liga Kansas.
Dalam kompetisi ini, Persebaya Surabaya keluar sebagai juara setelah mengalahkan Bandung Raya 3-1 di babak final.
Tiga gol Persebaya Surabaya kala itu dicetak oleh Aji Santoso, Jacksen F Tiago, Reinold Pieters dan satu gol Bandung Raya dicetak oleh Budiman Yunus.
Liga Kansas hanya bertahan selama dua musim, selanjutnya Kansas tidak lagi menjadi sponsor utama Liga Indonesia
Tahun 1997-1999 praktis Liga Indonesia belum lagi memiliki sponsor di tengah krisis ekonomi yang melanda Indonesia waktu itu.
3. Liga Bank Mandiri
Dua kali mendapat dukungan sponsor rokok, kali ini bank milik pemerintah, Bank Mandiri, menjadi sponsor utama Liga Indonesia pada musim 1999-2004.
Bank Mandiri menjadi yang terlama dalam membantu pendanaan kompetisi di Liga Indoensia saat itu.
Selama lima musim Liga Indonesia mendapat bantuan pendanaan dari Liga Bank Mandiri, ada beberapa tim yang berhasil juara.
Di antaranya adalah, PSM Makassar musim 1999/2000, Persija Jakarta tahun 2001/2002, Petrokimia Putra tahun 2002/2003, Persik Kediri tahun 2003/2004 dan Persebaya pada tahun 2004.
4. Liga Djarum
Sempat masuk Bank Mandiri, saat Ini Liga Indonesia kembali ke sponsor utamanya yang tetap berasal dari rokok, Djarum.
Djarum menjadi sponsor utama untuk kompetisi Liga Indonesia selama tiga musim yaitu 2005/2007 dan merubah namanya menjadi Liga Djarum Indonesia.
Tahun 2008 nama kompetisi berubah menjadi Djarum Indonesia Super League atau biasa disingkat ISL.
Sebelumnya, kasta tertinggi Liga Indonesia adalah Divisi Utama.
Sejak mengganti format dan menjadi ISL, Divisi Utama hanya menjadi kasta kedua.
ISL dengan Djarum sebagai sponsornya bertahan sampai musim 2011.
5. Bank QNB
Qatar National Bank (QNB) masuk sebagai sponsor baru Liga Indonesia pada 2015.
Nama kompetisi pun berubah lagi menjadi Liga QNB.
QNB menjadi sponsor setelah Liga Indonesia tak punya sponsor sejak Djarum mengakhiri kerja sama pada musim 2011.
Namun kebersamaan QNB dan Liga Indonesia tak bertahan lama.
Sanksi dari pemerintah ditambah lagi dari FIFA membuat PSSI tak bisa menjalankan kompetisi.
Selain itu era 2006-2009an, PSSI juga menyelenggarakan sebuah turnamen yang pesertanya terdiri dari berbagai divisi di tanah air yang diberi nama dengan Copa Dji Sam Soe.
6. Go-Jek Traveloka
Musim kompetisi 2017 Liga Indonesia bekerjasama dengan dua perusahaan ternama yaitu Go-Jek dan Traveloka.
Go-Jek merupakan perusahaan yang berasal dari aplikasi ojek online yang dipimpin oleh Nadiem Makarim.
Traveloka merupakan aplikasi jasa pelayanan pemesanan tiket hotel dan tiket pesawat dan bermarkas di Indonesia.
Masuknya dua sponsor ini, membuat kompetisi Liga Indonesia menjadi Liga 1 Go-Jek Traveloka.
Kompetisi ini memunculkan tim baru dalam persaingan kompetisi sepak bola Indonesia, yaitu Bhayangkara FC.
7. Liga Go-Jek 2018
Pada musim ini, kompetisi Liga Indonesia kehilangan satu sponsornya yaitu Traveloka dan Go-Jek masih tetap bertahan.
Traveloka memutuskan mundur dan tidak memberikan bantuan dana untuk kompetisi Liga Indonesia karena belum ada kesepakatan dengan pihak operator Liga 1.
Persija Jakarta pun keluar sebagai juara umum dalam kompetisi musim ini.
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | Super Skor, BolaSport.com |
Komentar