BOLASPORT.COM - Pelatih kepala ganda putri Indonesia, Eng Hian, mengevaluasi performa tiga pasang ganda putri utama pelatnas dalam tiga turnamen beruntun.
Tiga pasang tersebut ialah Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Rizki Amelia Pradipta/Ni Ketut Mahadewi Istarani, dan Della Destiara Haris/Tania Oktaviani Kusumah.
Ketiga pasang tersebut turun pada India Open Super 500, Malaysia Open Super 750, dan Singapore Open Super 500. Hasil pada tiga turnamen tersebut menjadi bahan evaluasi sekaligus pertimbangan Eng Hian menjelang kualifikasi menuju Olimpiade Tokyo 2020.
Greysia/Apriyani meraih hasil cukup baik dengan mempertahankan gelar juara pada India Open 2019.
Namun pada turnamen selanjutnya, Malaysia Open 2019, Greysia/Apriyani dikalahkan oleh Rizki/Ketut.
Pada ajang India Open 2019, Rizki/Ketut dikalahkan oleh teman sendiri yaitu Della/Tania.
Di atas kertas, Rizki/Ketut lebih dijagokan karena Tania merupakan pemain yang lebih muda dan baru dipasangkan dengan Della.
Baca Juga : Hasil Singapore Open 2019 - Anthony Ginting ke Semifinal Usai Singkirkan Chen Long
Penampilan Rizki/Ketut semakin menurun pada Singapore Open 2019 dengan kalah telak pada babak pertama dari Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai (Thailand), 10-21, 6-21.
Pada pertemuan sebelumnya, Kejuaraan Beregu Campuran Asia (Tong Yun Kai Cup) 2019, Rizki/Ketut menang mudah atas pasangan Thailand tersebut dengan skor 21-13, 21-11.
"Hasilnya tidak sesuai yang diharapkan, tetapi per individu ada evaluasi plus minus yang harus dikaji lagi bersama-sama. Contohnya, kenapa Rizki/Ketut bisa kalah dari Della/Tania? Greysia/Apriyani bisa kalah dari Rizki/Ketut?" kata Eng Hoan seperti dilansir BolaSport.com dari Badminton Indonesia.
"Kenapa Rizki/Ketut bisa kalah begitu drastisnya di Singapura, skornya jauh? Kenapa Rizki/Ketut kok performanya naik-turun, di Tong Yun Kai Cup menang, tetapi di Singapura bisa kalah dengan skor telak? " ucap Eng Hian.
Baca Juga : Link Live Streaming Perempat Final Singapore Open 2019 - Marcus/Kevin Jumpai Fajar/Rian Lagi
Meski begitu, Eng Hian mengakui ada tren positif dari ganda putri Indonesia dengan munculnya persaingan dalam pelatnas.
"Seorang Tania yang baru dipasangkan dengan Della, dia baru naik dari level junior, bisa mengalahkan seniornya. Ada evaluasi buat yang mengalahkan dan yang dikalahkan," ujar Eng Hian.
"Saat Rizki/Ketut menang dari Greysia/Apriyani, saya pikir ini adalah momentum untuk Rizki/Ketut melangkah lebih jauh. Tetapi, kenapa pada saat di babak selanjutnya mainnya bisa drop sekali? Mungkin ada faktor kepuasan bisa mengalahkan teman sendiri?" aku Eng Hian.
Pada ajang India Open 2019, prestasi tertinggi tim ganda putri Indonesia diraih Greysia/Apriyani yang meraih gelar juara.
Pada Malaysia Open 2019, Rizki/Ketut mencapai babak perempat final sebelum akhirnya dikalahkan oleh Li Yinhui/Du Yue (China), dengan skor 18-21, 16-21.
"Saya melihatnya lebih ke faktor non teknis, tidak stabil. Kalau stabil contohnya seperti Greysia/Apriyani, mereka lebih banyak ke faktor teknik. Misalnya kemarin si A di posisi menyerang lagi kenapa, defense lagi kenapa," ujar Eng Hian.
Baca Juga : Hasil Singapore Open 2019 - Berhasil Revans, Hafiz/Gloria ke Semifinal
"Kondisi ini lebih mudah buat saya untuk menginstruksikan dan membuatkan program. Dari segi non teknis, balik lagi harus berangkat tidak hanya dari saya, tetapi dari atletnya," ucap Eng Hian.
Pada Singapore Open 2019, pasangan Yulfira Barkah/Jauza Fadhila Sugiarto terhenti di babak kedua dari pasangan Juara Dunia 2018, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara (Jepang), dengan skor 21-23, 17-21.
Sementara itu, Rizki/Ketut dan Della/Tania terhenti di babak pertama, dan Greysia/Apriyani tak ambil bagian pada Singapore Open.
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Badminton Indonesia.org |
Komentar