BOLASPORT.COM - Inkonsistensi performa tim ganda putri Indonesia diakui sang pelatih kepala, Eng Hian, masih belum bisa sepenuhnya teratasi.
Untuk menyiasati problema tersebut, Eng Hian pun kerap melakukan perombakan pasangan.
Selain mencari formula pasangan ganda putri terbaik, aksi tersebut dilakoni demi melakukan penyegaran dan menghilangkan rasa jenuh di antara para pemain.
Terlebih persaingan ganda putri saat ini juga bisa dibilang ketat menyusul kebangkitan skuat bulu tangkis Jepang.
Namun, Eng Hian menilai rasa jenuh bisa tidak ada andai setiap pemain mampu menerapkan pola pikir alias mindset mengejar prestasi.
"Memang capek. Semua juga capek, apalagi buat Ketut/Rizki (Ni Ketut Mahadewi Istarani/Rizki Amelia Pradipta) yang saya tuntut untuk menunjukkan performa pada sejumlah turnamen," ucap Eng Hian yang dilansir BolaSport.com dari Badminton Indonesia.
"Tuntutan itu ada alasannya, mau kejar peringkat dunia untuk Olimpiade. Dari awal sudah komitmen dan ada konsekuensi," kata Eng Hian.
"Namanya jenuh, ya pasti jenuh, kalau mereka berpikir untuk mengejar prestasi, seharusnya tidak ada jenuhnya. Ini yang masih terus saya gali, Rizki terutama. Waktu sama Della (Destiara Haris) juga naik turun, sama Ketut pun begitu, masih naik-turun. Kalau lagi bagus bisa bagus sekali, kalau turun, turun sekali," tutur dia lagi.
Baca Juga : 3 Hal Ini Diakui Lee Zii Jia Jadi Penyebab Penurunan Performanya
Selaku pelatih kepala ganda putri Indonesia, Eng Hian mengatakan bahwa dia berniat untuk menyatukan ulang Della/Rizki pada Badminton Asia Championships 2019 dan New Zealand Open 2019.
Sebelumnya, dalam empat turnamen terakhir yakni Asia Mixed Team Championships, India Open, Malaysia Open, dan Singapore Open, Della/Rizki tampil dengan tandem baru masing-masing.
Della berpasangan dengan Tania Oktaviani Kusumah dan Virni Putri, sedangkan Rizki dicoba bermain bersama Ni Ketut Mahadewi Istarani.
Namun, hasilnya masih belum memenuhi ekspetasi Eng Hian.
Saat ini, Della/Rizki menempati peringkat ke-16 dunia, sedangkan Ketut/Rizki berada di urutan ke-18 dunia.
Baca Juga : Novak Djokovic Sebut Rafael Nadal Favorit Turnamen Tanah Liat
Kedua peringkat tersebut masih terpaut jauh dari pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang ada di peringkat kelima dunia.
Jika ingin mengamankan dua tiket Olimpiade pada nomor ganda putri, Indonesia wajib memiliki dua pasangan di posisi delapan besar dunia.
Berdasarkan jadwal BWF, perhitungan poin kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 akan dimulai pada New Zealand Open 2019 dan berakhir pada Badminton Asia Championships 2020.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Badminton Indonesia |
Komentar