BOLASPORT.COM - Pelatih kepala tunggal putri nasional Indonesia, Rionny Mainaky, mengaku tidak merasa terbebani saat memutuskan menangani Fitriani dan kawan-kawan di pelatnas Cipayung, Jakarta.
Namun, dia mengatakan bahwa atlet yang malas menjadi beban tersendiri baginya sejak resmi menangani tunggal putri pelatnas pada awal April 2019.
Sebelumnya, Rionny sudah menghabiskan waktu sekitar sembilan tahun di Jepang, baik itu melatih di klub maupun tim nasional.
"Dimana pun pasti ada beban, tetapi saya tidak merasa terbebani menjadi pelatih tunggal putri karena punya banyak pengalaman. Terakhir kali saya juga turut membawa ganda putra juara Olimpiade hingga dipanggil ke Jepang," kata Rionny Mainaky ditemui BolaSport.com di pelatnas Cipayung, Jakarta.
"Saya punya modal sejak menjadi pemain dan pernah dilatih sembilan pelatih terbaik sehingga saya memiliki keyakinan. Saya tidak ada beban karena kami melatih sebaik mungkin, tetapi kalau masih malas itu menjadi beban bagi saya," aku Rionny.
Saat resmi melatih, Rionny mengatakan bahwa secara umum tunggal putri Indonesia tidak tertinggal dalam hal teknis. Namun, memiliki kekurangan dalam hal fisik.
"Hal tersebut membuat mereka tidak yakin dan sabar. Kalau fisik tidak yakin akan banyak membuat kesalahan. Disini saya berikan dalam satu pola permainan Pola diperbanyak sehingga mereka yakin," ujar Rionny.
Baca Juga : Rionny Mainaky Ingatkan Tunggal Putri Indonesia agar Tak Banyak Mengeluh
"Tetapi, mereka banyak salah karena visinya sudah tidak kuat. Sekarang kesalahan mereka mulai berkurang. Biasanya ada empat kali kesalahan dalam satu pertandingan. Sekarang cuma sekali sehingga ada perkembangan," ucap Rionny Mainaky.
Pria berusia 51 tahun ini berharap kehadirannya di pelatnas, membuat tunggal putri bisa bersemangat karena dia punya bekal pengalaman menangani tim junior hingga nasional.
Kalau stamina, tidak sabar pasti disitu. Saya berharap kehadiran saya membuat mereka bisa semangat karena pengalaman saya menangani level junior hingga nasional.
"Sesi sharing saya berikan secara umum, tidak satu-satu karena tidak ada waktu. Terkadang, saya juga memberi tahu secara individu. Misalnya, kamu bagus dalam hal ini, fisiknya masih kurang sehingga mereka tahu," kata Rionny.
"Sekarang kondisi tunggal putri sudah sudah bagus. Jangan terlalu sering ada sesi sharing karena membuat mereka menjadi manja."
Baca Juga : Jadi Tuan Rumah Piala Sudirman 2019, China Bidik Gelar Juara
Kakak dari Rexy Mainaky ini juga berperan sebagai motivator bagi anak asuhnya di pelatnas. Dia juga menekankan pentingnya istirahat bagi para atlet.
"Istirahat penting sekali karena kami kami tidak tahu kekuatan anak ini. Kalau dipaksakan bisa rusak, tidak bisa apa-apa. Pengalaman saya, (Nozomi) Okuhara dengan latihan keras membuat dia harus menjalani operasi," ujar Rionny.
"Kalau otot, fisiknya, sudah siap mungkin dalam dua bulan mereka (tunggal putri) sudah bisa berbicara karena mereka sudah punya kemampuan, tinggal fight-nya saja. Setelah diatur dengan pelatih fisik dan pola makan, saya baru yakin untuk menambah pola latihan."
Saat ini, Rionny belum memasang target khusus untuk tunggal putri karena dia masih menyusun daftar turnamen yang akan diikuti para atlet
"Baru setelah itu, bisa saya kalkulasi. Umumnya latihan berat karena kami targetkan juara. Ketemu lawan biasa harus menang, seimbang harus menang."
"Kalau lawan di atas levelnya, usahakan juara sehingga target juara bisa terwujud. Misalnya, saat menang lawan Sindhu bisa menjadi modal, tinggal bagaimana cara bermainnya," ucap Rionny.
View this post on InstagramCoba lagi musim depan ya Pep.. . #pepguardiola #guardiola #ucl #ligachampions #championsleague
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar