BOLASPORT.COM - Sebelum menjadi salah satu gelandang berprospek cerah di Eropa bersama Ajax Amsterdam, Donny van de Beek punya bakat yang lain semasa kecilnya.
Bocah pirang balita bernama Donny van de Beek ini pada awalnya tak diarahkan menjadi pesepak bola.
Saat berusia hingga kira-kira empat tahun, Van de Beek lebih tertarik pada tempat-tempat tinggi dan bermain dengan binatang.
"Dia benar-benar seorang pemanjat. Di dalam rumah, kami memiliki tiang kayu yang suka dia panjat. Sungguh anak yang tangguh," ucap Andre, ayah Donny van de Beek, mengenang masa kecil putranya itu.
"Saat masih tinggal di rumah peternakan kecil, kami punya kandang burung. Saat melihat keluar, saya sering melihat Donny sedang duduk di atap. Dia memanjat ke sana melalui tiang," tutur Andre lagi.
Baca Juga : Donny van de Beek, Manusia Besi Milik Ajax Amsterdam yang Anticedera
Ibunya, Gerdina, tidak menyangka Donny punya bakat lebih dari itu.
Bukannya soal panjat-memanjat, lelaki Belanda kelahiran 18 April 1997 ini jatuh cinta dengan sepak bola sejak dibawa mengikuti latihan pertamanya di Veensche Boys.
Veensche Boys adalah akademi klub lokal di Nijkerkerveen, sebuah kota kecil di wilayah sentral Belanda.
"Sejak itu sepak bola tak pernah lagi menjauh dari kehidupannya," kata Andre.
Sebagai suporter Ajax Amsterdam, Andre kerap membawa Donny menonton langsung pertandingan di stadion.
Sejak itulah minat dan bakat Donny terhadap dunia bal-balan, terutama favoritisme untuk Ajax, semakin terasah.
Baca Juga : Selalu Menang di Markas Musuh, Ajax Tempuh Jalan Juara Liga Champions
Will always remember this Donny van de Beek golazo. Touched the football like he was playing pool. Won the Goal of the Season [2014] with it months after. Dennis Bergkamp of all people was responsible for handing over the prize. https://t.co/CsFbnbVzwK
— Sjors van Veen (@SjorsvVeen) March 10, 2019
Dia memiliki drum kecil yang kerap dibawa ke stadion yang ditandatangani sosok idolanya semasa kecil, seperti pelatih Ajax kala itu, Marco van Basten, dan pemain pujaannya, Wesley Sneijder serta Rafael van der Vaart.
"Donny sangat fanatik sebagai anak-anak saat ke stadion. Jika Ajax kalah, dia menangis," kata ayahnya.
Keterikatan itu membuat Donny van de Beek sempat menolak tawaran dari Vitesse Arnhem, yang lebih dulu mengundangnya berlatih.
Baca Juga : VIDEO - Deja Vu, Pemain Ajax Jadi 'Hantu' dan Cetak Gol dengan Leluasa
Dalam perjalanan ke markas Vitesse, Donny dan ayahnya memilih berbelok ke markas Ajax dan lantas bergabung di tim junior mereka pada 2008.
Donny van de Beek merasakan polesan dari pelatih akademi Ajax kala itu sekaligus legenda timnas Belanda, Dennis Bergkamp.
Dasar berbakat, dia tak butuh lama untuk cemerlang melebihi rekan seusianya hingga kini menjelma jadi pemain andalan Ajax sekaligus komoditi pasar menggiurkan di Eropa dalam usia baru 22 tahun.
Donny van de Beek kini bisa menularkan bakat memanjatnya di usia balita menuju kariernya di level senior untuk menggapai pucuk prestasi tertinggi membawa Ajax juara Liga Champions.
Baca Juga : Hasil Liga Champions - Tottenham Dibikin Malu Ajax di Kandang Sendiri
Satu golnya ke gawang Tottenham Hotspur pada laga semifinal pertama, Selasa (30/4/2019), mendekatkan Ajax Amsterdam dengan tiket ke babak final.
Peluang kejayaan itu dibarengi dengan kepribadian yang tetap membumi meski saat ini tengah dilirik banyak klub raksasa Eropa.
"Dia sangat kalem, tidak pernah malu-malu. Dia tak berubah dan saya harap dia tak akan pernah berubah," kata Andre van de Beek.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | telegraaf.nl, Ajaxshowtime.com, veenscheboys.eu |
Komentar