"Saat itu, sepanjang pekan sudah sulit. Roland Ratzenberger sudah tewas pada hari Sabtu dan Rubens Barrichello juga mengalami insiden fatal hari Jumat. Jadi, kelihatannya mereka tiba di F1 saat kondisinya terlalu berbahaya," tutur Rossi.
Rossi juga mengakui bahwa dia sempat memahami sebuah pertanda sebelum meninggalnya Senna.
Rossi menilai bahwa Senna yang mengaku tak ingin tampil balapan menjadi petunjuk sebelum kematiannya.
"Senna berkali-kali berkata sepanjang pekan dan sepertinya dia tidak ingin balapan, tetapi akhirnya dia balapan," kata Rossi.
Baca Juga : Valentino Rossi: Keluar dari Yamaha, Artinya Punya Kesulitan Baru
"Dan ketika dia mengalami insiden, dia masih berada di dalam mobil. Dari televisi itu tampak seperti tidak nyata, tetapi sayangnya itulah yang sebenarnya terjadi."
"Saya pikir itu adalah sebuah hari yang sangat menyedihkan bagi olahraga balapan karena kami kehilangan salah satu pembalap terbaik dalam sejarah. Untungnya masa depan F1 sudah berubah, tetapi itu sedikit terlambat," ucap Rossi.
Valentino Rossi mengungkapkan hal terdebut karena saat ini seluruh olahraga balapan sedang mengenang 25 tahun kematian Ayrton Senna.
Digaji Tinggi, Marc Marquez Belum Bisa Saingi Kekayaan Valentino Rossi https://t.co/HnogPSZrgY
— BolaSport.com (@BolaSportcom) 30 April 2019
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Crash.net |
Komentar