BOLASPORT.COM - Ketat, itulah kata yang bisa menggambarkan bagaimana persaingan antara Manchester City dan Liverpool dalam perebutan gelar juara Liga Inggris.
Manchester City memastikan diri menjadi kampiun Liga Inggris 2018-2019 setelah sukses menjaga keunggulan poin dari pesaing terdekat, Liverpool.
Kemenangan telak 4-1 yang diraih Man City atas Brighton & Hove Albion membuat raihan poin penuh yang juga dicapai Liverpool menjadi sia-sia.
Meski demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa Liverpool sebenarnya sudah sangat dekat dengan gelar yang mereka idam-idamkan selama 29 tahun itu.
Baca Juga : Bertengkar dengan Kapten Roma, Cristiano Ronaldo Hina dengan Sebut Cebol
Hal itu bisa ditunjukkan dari selisih koleksi poin Liverpool dengan Man City yang cuma satu poin. Man City mengumpulkan 98 poin, sementara Liverpool mendulang 97 poin.
Melihat fakta bahwa Man City punya selisih gol lebih bagus, Liverpool sebenarnya hanya berjarak dua poin saja dari momen bersejarah pemutus paceklik gelar Liga Inggris mereka.
Menariknya, dari keunggulan poin itu, Man City mungkin patut berterima kasih terhadap teknologi garis gawang, salah satu alat paling mutakhir di jagat sepak bola ini.
Sebab, dua kali juga Man City diselamatkan karena disahkannya maupun dianulirnya gol krusial saat pandangan wasit yang terbatas mungkin tidak dapat memutuskannya dengan tepat.
Baca Juga : VIDEO - Gol Nutmeg Aguero, Pengantar Gelar Juara Manchester City
Peristiwa pertama terjadi saat Man City menjamu Liverpool pada paruh musim kedua Liga Inggris pada Januari tahun ini.
Saat itu, kemenangan menjadi target mutlak bagi The Citizens semenjak mereka sudah tertinggal 7 poin dari The Reds yang memimpin tabel klasemen.
Celakanya, kemelut di depan gawang hampir membuat Man City kebobolan lebih dahulu andai John Stones tidak sigap menyapu bola keluar.
Ya, hampir, sebab sebagian besar bola telah melewati garis gawang Man City. Hanya 11 mm (atau 1,1 cm) dari diameter bola yang berada di garis putih.
Baca Juga : Klopp: Apabila Gagal Juara, Bukan Berarti Usaha Liverpool Sia-sia
Jarak 1 cm, yang mungkin setara dengan lebar obat berbentuk kapsul, mungkin tidak akan terlalu dianggap saat membuat keputusan dengan mata telanjang.
Namun tidak demikian halnya dalam FIFA Laws of the Game, di mana dijelaskan bahwa gol dinyatakan sah jika seluruh bagian bola telah melewati garis di bawah mistar gawang.
The Citizens sendiri akhirnya menang 2-1 dan sukses memangkas gap poin dengan Liverpool menjadi empat angka saja.
Baca Juga : Dihina Cebol, Kapten Roma Ungkap Sebab Perkelahian dengan Cristiano Ronaldo
Sementara peristiwa kedua terjadi saat Man City mengalahkan Burnley dengan skor tipis 1-0 pada April lalu.
Saat itu, gol Man City juga agak memicu perdebatan lantaran sepakan Sergio Aguero secara sekilas sudah dibuang keluar dari gawang oleh bek Burnley, Matthew Lowton.
Namun dengan adanya teknologi garis gawang, pemain tidak dapat melakukan protes karena wasit sudah mendapat sinyal bahwa tembakan Aguero itu dinyatakan gol.
Dalam tayangan ulang, memang terlihat bahwa jarak antara bola dan garis gawang juga sangat tipis.
Posisi titik terluar bola hanya 29,5 mm (hampir 3 cm) di belakang garis gawang saat Lowton menahan tendangan Aguero dengan menggunakan dadanya.
#mancity pic.twitter.com/1DuLvHXIU7
— Manchester City (@ManCity) April 29, 2019
Baca Juga : Dianulir VAR, Bayern Muenchen Jadi Juara Liga Jerman Selama 2 Menit
Memang tidak dapat disimpulkan secara saklek bahwa jika gol Liverpool disahkan maka mereka tidak akan kalah 1-2 atau Man City cuma imbang andai gol Aguero tidak dianggap.
Meski demikian, hal ini bisa menjadi gambaran bagaimana detail-detail kecil bisa menjadi pembeda dalam sebuah persaingan yang sengit.
Hanya 4 cm dan jarak itulah yang memang pantas dimanfaatkan Man City untuk menyusul perolehan poin Liverpool hingga akhirnya mempertahankan gelar juara Premier League.
View this post on Instagram
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | bbc.com |
Komentar