BOLASPORT.COM - Andy Murray menegaskan bahwa dia tidak ragu meninggalkan olahraga tenis seandainya cedera yang dia derita tidak bisa sembuh meski sudah menjalani operasi pinggang.
Andy Murray mengisyaratkan mundur sebagai petenis setelah tersisih pada Australian Open 2019, Januari lalu.
Dia mengaku ingin fokus memulihkan cedera pinggang yang menderanya dalam beberapa tahun terakhir.
Murray pun telah mengatakan bahwa Wimbledon 2019 akan menjadi turnamen Grand Slam yang dia ikuti andai cedera pinggangnya pulih.
Menurut Murray, cedera yang dia alami bukan hanya memengaruhi penampilan di lapangan, tetapi juga kehidupan pribadi.
"Tentu saja, bermain tenis menjadi sangat menyakitkan dengan cedera yang saya alami. Bahkan saat berkebun atau bermain bersama anak-anak saya, saya memikirkan pinggang saya karena rasanya menyakitkan," kata Murray yang dilansir BolaSport.com dari EuroSport.
"Perasaan sakit tersebut menghantui saya sepanjang waktu. Saya sempat tidak sadar dengan pengaruh terhadap hidup saya sampai baru-baru ini. Nyeri yang saya alami terasa bahkan saat duduk atau tidur. Beraktivitas pun rasanya tidak menyenangkan," ujar dia melanjutkan.
Peraih dua trofi Wimbledon itu pun memutuskan berkonsultasi dengan psikolog karena situasi yang dia alami.
Baca Juga: Model Asal Spanyol Ini Sudah Diminta untuk Menikah dengan Marc Marquez
"Saya berbicara dengan psikolog olahraga. Saya tak tahu seperti apa perasaan depresi, tetapi saya ada pada titik terendah dan merasa hilang. Entah apa yang harus saya lakukan terhadap diri sendiri, karena saya mengira saya bisa bahagia hanya dengan bermain tenis," tutur Murray.
"Namun, saya juga tidak bisa menikmati tenis karena perasaan sakit tersebut. Meski memenangi beberapa pertandingan, tidak ada kegembiraan yang saya rasakan. Yang ada malah saya justru semakin tertekan karena pinggang saya semakin sakit," ucap atlet berusia 32 tahun itu.
Seiring dengan proses penyembuhan yang dia jalani, Andy Murray tidak menampik dia sudah tidak khawatir andai harus pensiun dini dari olahraga yang membesarkan namanya tersebut.
Baca Juga: Standar Atlet Indonesia Dinilai Sudah Naik Setelah Asian Games 2018
"Saya sempat takut tidak bisa bermain tenis lagi, tetapi perasaan tersebut sudah hilang. Kalau memang saya tidak bisa bermain lagi, saya akan terima," kata Murray.
"Selama ini saya sudah menahan sakit yang saya rasakan dan itu berdampak ke semua orang. Sekarang saya sudah sadar bahwa ada hal-hal yang lebih penting. Saya tak butuh tenis untuk bisa bahagia," tutur atlet yang baru saja mendapat gelar kebangsawanan Sir itu.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | EuroSport |
Komentar