BOLASPORT.COM - Sebelum membawa pulang Neymar, Barcelona lebih baik mengembalikan gaya Johan Cruyff, setidaknya begitu menurut mantan predisen mereka.
Mantan Presiden Barcelona, Joan Laporta, turut berbica soal kemungkinan kembalinya Neymar ke Camp Nou.
Laporta yang menjabat Presiden Barcelona dari 2003 hingga 2010 tersebut ingin mantan klubnya terlebih dahulu fokus terhadap apa yang terjadi di lapangan.
Baca Juga: Eden Hazard Bahkan Sudah Mencetak Gol Saat Belum Dilahirkan
Musim panas ini memang tersiar kabar bahwa Barcelona tertarik untuk mendatangkan kembali Neymar.
Cinta tak bertepuk sebelah tangan, Neymar juga dikatakan ingin sekali kembali ke Barcelona.
"Neymar adalah pemain yang sangat bagus," ujar Laporta, dilansir BolaSport.com dari media Spanyol, Sport.
"Memang ia tak berhasil di PSG."
"Selain Messi, ia adalah pemain yang bekerja sangat keras, Anda dapat melihatnya dalam pemain sekelas Neymar."
Laporta juga menyoroti tentang Neymar saat masih bermain di Barcelona.
"Dia tahu dia pemain penting di Barcelona."
"Semua pemain yang diterima Messi akan selalu berkembang."
Baca Juga: Flashback Saat Eden Hazard Remaja: Zidane Sudah Tahu Ia Calon Bintang
"Dia ingin menjadi pemimpin di PSG tetapi itu tak bekerja."
"Sebelum membawanya kembali, kalau saya akan lebih fokus membawa pulang gaya yang sudah disempurnakan Johan Cruyff," tutur Laporte.
Barcelona di bawah asuhan Ernesto Valverde memang kerap mendapat kritikan serupa.
Permainan khas tiki-taka yang menjadi ciri Barcelona kadang tak terlihat sama sekali.
Valverde tak malu-malu bermain bertahan atau menggunakan bola-bola panjang demi meraih kemenangan.
Musim ini, secara rata-rata Barcelona hanya memiliki penguasaan bola 60 persen.
Jumlah ini adalah yang tersedikit kedua dalam satu windu terakhir.
Musim lalu jadi yang terendah dengan 59 persen, musim pertama Valverde menangani Barcelona.
Baca Juga: Perombakan Besar, Real Madrid Sudah Belanja Pemain Rp4 Triliun
Andai Valverde masih jadi pelatih Barca musim depan, hal ini speertinya belum akan banyak berubah.
Valverde banyak dikritik karena dua kali tersingkir dari Liga Champions setelah unggul jauh pada partai pertama babak gugur.
Mereka kemudian bermain bertahan pada partai kedua dan tersingkir secara dramatis.
Editor | : | Thoriq Az Zuhri Yunus |
Sumber | : | Sport |
Komentar