BOLASPORT.COM - Tim Petronas Yamaha SRT sukses menjadi kejutan di kelas premier MotoGP melalui dua pembalapnya yaitu Franco Morbidelli dan Fabio Quartararo.
Namun, dibalik performa impresif dua pembalap tersebut, ada cerita menarik soal pemilihan keduanya untuk menjadi andalan Petronas Yamaha SRT di MotoGP 2019.
Razlan Razali selaku direktur tim Petronas Yamaha SRT membeberkan jalannya perekrutan Fabio Quartararo ke timnya.
Menurut Razlan Razali, Petronas Yamaha SRT sudah memiliki beberapa pembalap kuat yang masuk ke dalam daftar incaran.
"Isu yang berkembang adalah Jorge Lorenzo sampai dia akhirnya memutuskan ke Repsol Honda," kata Razali yang dilansir BolaSport.com dari Marca.
"Lalu ada Dani Pedrosa yang juga merupakan pembalap kuat. Petronas sebenarnya menginginkan Dani, tetapi dia bilang kepada saya akan pensiun."
"Apa yang kami lakukan lagi? Kami punya daftar lain yaitu Alvaro Bautista, Alex Marquez, dan Bradley Smith. Namun, kami tidak senang," ujar Razali melanjutkan.
Lebih lanjut, Razali pun menjelaskan mengapa akhirnya timnya mengesampingkan para pembalap kuat di daftar incaran tersebut.
Baca Juga: Alasan Tim Satelit Yamaha Lewatkan Kesempatan Rekrut Jorge Lorenzo
Razali mengakui bahwa timnya tertarik dengan Quartararo setelah memenangkan balapan Moto2 Catalunya 2018.
"Tak ada lagi (pembalap) di MotoGP yang menggairahkan, jadi kami mencari ke Moto2. Lalu Fabio menang di Montmello dan kami semua bilang, 'anak ini saja'," tutur Razali.
"Mereka bilang, 'pembalap yang menang dengan tim Speed Up itu bagus'. Saya bilang dia bisa menjadi The New Marc Marquez, tetapi orang-orang bisa mengatakan banyak hal," kata Razali.
View this post on Instagram
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Marca.com |
Komentar