BOLASPORT.COM - Penampilan pasangan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, saat ini dinilai sudah lebih stabil.
Hal tersebut diutarakan oleh Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti, yang menilai progres duet Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti cukup signifikan meski mereka belum pernah mengantongi satu gelar juara.
Sepanjang tahun 2019, Praveen/Melati telah memijak tiga partai final yakni India Open 2019, New Zealand Open 2019, dan Australian Open 2019.
Baca Juga: Susy Susanti Berharap Jonatan dan Anthony Bisa Konsisten seperti Marcus/Kevin
Namun, pada ketiga final tersebut, Praveen/Melati hanya bisa menjadi runner-up.
"Saya melihat mereka sudah mulai stabil, nggak kalah pada babak-babak awal. Minimal babak perempat final, semifinal, ke final," tutur Susy Susanti yang dilansir BolaSport.com dari BadmintonIndonesia.org.
"Kalau sebelumnya bisa kalah sama lawan yang tidak diunggulkan pada babak awal, sekarang sudah bisa menunjukkan kelasnya," tutur peraih emas Olimpiade Barcelona 1992 itu.
"Praveen/Melati harus mempertahankan peringkatnya di delapan besar dunia, mereka harus tahu standar mereka di mana," ucap dia melanjutkan.
Menurut Susy Susanti, baik Praveen maupun Melati sama-sama memiliki skill dan potensi untuk menjadi pebulu tangkis elite dunia.
Akan tetapi, kematangan dan kemauan dari sisi personal yang masih menjadi sebuah PR (pekerjaan rumah) besar.
"Praveen itu punya potensi, tinggal kemauan dia, dia harus lebih siap lagi. Kestabilannya masih naik turun, padahal ini waktunya Praveen," ujar Susy.
Baca Juga: Update Peringkat BWF - Jonatan Christie Geser Anthony Ginting
"Melati cenderung lebih baru di level elit, dibanding Praveen. Jadi tugas Praveen untuk membimbing Melati untuk bisa menarik Melati ke atas supaya bisa jadi pasangan yang solid. Melati memang butuh kerja keras," kata Susy menambahkan.
Penampilan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti pada Australian Open 2019 sangat menjanjikan karena berhasil menyingkirkan para unggulan yakni pasangan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia) dan Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang) sebelum sampai ke laga final.
Akan tetapi, pasangan yang kini menduduki peringkat ketjuh dunia tersebut justru tampil anti-klimaks pada babak final saat berhadapan dengan Wang Yilyu/Huang Dongping (China).
Alhasil, Praveen/Melati kalah straight game dengan skor 15-21, 18-21.
Susy Susanti pun turut menyayangkan kekalahan tersebut.
Apalagi, jika mengingat kekalahan tersebut lebih banyak diakibatkan oleh kesalahan sendiri dari pihak Praveen/Melati.
Baca Juga: BAM Diminta Pertahankan Lee Chong Wei meski Bukan sebagai Pemain
"Sebetulnya sayang, berapa kali belum bisa memanfaatkan kesempatan dengan baik," kata Susy.
"Pada babak perempat final dan semifinal, mereka tampil luar biasa, betul-betul luar biasa mainnya," ujar dia.
"Praveen/Melati ini sebetulnya salah satu pasangan yang ditakuti sama lawannya, tetapi balik lagi ke kematangan mereka," kata Susy melanjutkan.
Baca Juga: Pulih dari Cedera, Son Wan-ho Punya Misi Besar pada Olimpiade 2020
Laga final Australian Open 2019 merupakan pertemuan kali kelima bagi Praveen/melati dan Wang/Huang.
Kekalahan Praveen Jordan/Melati Daeva tersebut juga kian memperlebar jarak rekor pertemuan mereka dengan Wang Yilyu/Huang Dongping menjadi 0-5.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Badminton Indonesia |
Komentar