BOLASPORT.com - Musim 2019-20 menandakan dimulainya siklus baru hak siar Liga Inggris. Seperti setiap siklus baru, konsumen di Indonesia harus membiasakan diri dengan treatment yang berbeda dari para pemegang hak siar.
Mola TV, sang pemilik hak siar Liga Inggris musim 2019-2020 sampai 2021-2022, melakukan hentakan di konferensi pers mereka pada Kamis (18/7/2019).
Sebagai deretan nara sumber pertama, mereka menghadirkan seorang pengacara; Kasubdit IV Direktorat Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri, Kombes Parlindungan Silitonga; dan Kombespol Supriyadi, juga dari Bareskrim,
Ketiganya dilengkapi oleh perwakilan Mola TV, yakni Ayi Farid Wajdi selaku Chief of Distribution & Broadcast (CDB) Mola TV.
Langkah ini terhitung luar biasa mengingat acara launching seperti ini lazimnya digunakan para pemegang hak siar untuk merangkul para pencinta dan komunitas Liga Inggris yang notabene bakal menjadi calon pelanggan (dan sumber pemasukan mereka) selama, setidaknya, tiga tahun ke depan.
Sejak awal sekali, Mola TV langsung menekankan soal isu pelanggaran hak siar.
"Semua tayangan Liga Inggris di Indonesia dan Timor Leste milik Mola TV," ujar Ayi Farid Wajdi kepada wartawan yang berkumpul.
"Industri ini butuh dukungan publik. Masyarakat jangan lagi terbiasa untuk mencari tontonan ilegal. Sudah saatnya menghargai hak cipta," lanjutnya.
Baca Juga: Musim Baru, Nonton Liga Inggris Bisa Lewat Mola TV
Kombespol Parlindungan Silitonga lalu mengatakan bahwa semua pelanggaran hak cipta, terutama bagi restoran-restoran atau kafe yang menyiarkan Liga Inggris tanpa izin bisa langsung terkena sanksi.
"Semua harus punya izin, yang tidak ada izin bisa langsung terkena sansi. Ini bentuk pidana murni sehingga bisa diadakan penangkapan," lanjutnya.
Kombespol Supriyadi lalu mengatakan tentang pelanggaran hak siar dan hak cipta.
"Apabila pelanggaran hak cipta untuk komersial, ancamannya bisa 4 tahun. Apabila untuk pembajakan bisa 10 tahun," ujarnya.
Ia lalu mengungkapkan bagaimana Subdirektorat Industri Perdagangan yang juga menangani masalah HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) sudah menyiapkan aplikasi untuk melaporkan pengaduan pelanggaran hak cipta.
Konten olahraga Mola TV memang menarik.
Liga Inggris menjadi jualan utama tetapi Mola TV menayangkan International Champions Cup, Premier League Asia Trophy, dan juga rencananya UEFA Nations League, Euro Qualifiers, Kualifikasi Eropa untuk Piala Eropa 2020, dan Kualifikasi Eropa untuk Piala Dunia 2022.
Rangkaian program olahraga di Mola TV antara lain bakal menayangkan program magazine, local content, dan original content selain juga konten-konten unik yang mulai kekinian seperti drone racing championship termasuk juga Formula E.
Baca Juga: Siarkan Liga Inggris Sembarangan, Siap-siap Dipenjara 10 Tahun
Akan tetapi, ada sebuah paradoks dari betapa gaharnya Mola TV ingin membendung streaming ilegal dengan pelayanan yang ditawarkan.
Mereka masih kurang bisa merangkul konsumsi digital content secara mobile yang menjadi salah satu keunggulan utama dunia modern.
Baik itu Bein Sports Connect, Supersoccer TV, HBO Go, Netflix, iFlix, atau FirstMediaX di Indonesia atau layanan serupa seperti Sky Sports, Amazon Prime, dan Hulu di luar negeri, streaming melalui aplikasi mobile sudah menjadi de facto bagi semua penyedia konten audio visual.
Hal inilah yang tidak bisa kita temui dengan Mola TV, setidaknya dalam bentuk layanan penuh di mana konsumen mempunyai kebebasan untuk memilih 10 pertandingan setiap pekannya, seperti yang telah menjadi standar oleh pendahulunya, BeinConnect.
Layanan penuh itu hanya tersedia lewat set top streaming yang harus dicolok ke perangkat televisi dengan harga pre order Rp999.000 di Blibli.com.
Sebagai perbandingan, saya memakai layanan Bein Sports Connect seharga Rp599.000 per musim untuk 2018-2019 dan langganan bulanan seharga Rp75 ribu musim sebelumnya yang bisa ditonton dengan device apa saja, baik itu laptop, PC, smart phone atau tablet.
"Sebenarnya yang terbiasa dengan pelayanan streaming kami mudahkan dengan Mola Polytron Streaming Device. Cukup dengan membeli set tersebut, Anda bisa mengakses layanan kami hingga tahun kedua dan ketiga (walau harus berlangganan lagi)," ujar Ayi lagi.
"Di mobile kami ada aplikasi Mola TV gratis tetapi jumlah pertandingannya memang lebih sedikit. Akan ada empat pertandingan for free tinggal sign up. Memang, tidak 10 pertandingan free itu, layanan streaming full cuma bisa lewat set top televisi," tutur Ayi kepada saya.
Baca Juga: Indonesia Open 2019 - Ini Doa Liliyana Natsir Bagi Tontowi Ahmad
Dalam kata lain, para konsumen yang telah membayar satu juta rupiah per tahun tersebut masih tak bisa mengakses konten penuh layanan premium langganan mereka lewat tablet atau smartphone masing-masing.
Bayangkan, jika kita hanya bisa menonton kurang dari setengah konten Netflix atau iFlix di mobile atau tablet dengan sang penyedia layanan menentukan apa saja yang bisa ditonton dan apa yang tidak.
Hari gini??
Ketiadaan opsi itu menjadi pertanyaan besar bagi beberapa konsumen. Salah satunya adalah Bintang Febriyan.
"Gw tahun lalu langganan Bein Sports Connect tujuannya buat mobile streaming aja. Kan hari Sabtu terkadang suka ada kondangan atau hang out di luar. BeinConnect sangat membantu agar tak ketinggalan aksi tim jagoan," tutur fans Manchester United tersebut kepada saya.
Seorang netizen yang berkomentar di salah satu post Instagram Mola TV juga menanyakan hal serupa.
Ia mempertanyakan perihal Mola Matrix, layanan baru yang dibentuk oleh Mola TV dan operator parabola Matrix TV untuk menghadirkan kanal Mola TV ke pengguna parabola.
Mola Matrix hanya menayangkan enam pertandingan setiap pekannya.
"Bayangkan kalau seorang fans Chelsea sudah mahal-mahal beli parabola. Dari 4 match awal, Chelsea hanya ditayangkan sekali. Gw kira, itu yang akan terjadi ke klub Big Six lagi dalam pekan-pekan ke depan," tulis pengguna dengan username "hda1945" yang post-nya mendapat banyak "like" dari para pengguna IG lain.
"Oke, mungkin kita seakan dipaksa buat beli streaming device. Namun, apa sih esensi streaming? Intinya streaming itu fleksibel karena bisa nonton di mana saja. Sekarang dibuat ribet sama Mola karena harus memakai alat khusus dan kudu diam di tempat buat nonton," tulisnya lagi.
"Please Mola, review lagi produknya supaya lebih bersahabat buat pecinta bola baik secara harga dan kemudahan penggunaan."
Sementara, seorang penggila Liga Inggris lain, Arya Perdana, mengutarakan bahwa apa yang ditawarkan Mola TV itu ibarat kemunduran dalam perang melawan streaming ilegal.
"Bagaimana mau memberantas streaming ilegal kalau produknya tidak jelas, mahal (inflasi 100 persen dari Bein) dan tidak lengkap?" ujar pria yang juga penggemar Manchester United itu.
"Bein dan Maxstream itu menurut saya justru paling efektif mengurangi pengguna streaming ilegal."
Baca Juga: Gandrung Pemain Belia, Man United Siap Curi Youngster Olympique Lyon
Selain Arya, Fadila Hasian sebagai seorang suporter dan penggila Liga Inggris juga menyatakan kesadarannya akan bahaya mencari link streaming sembarangan untuk mengikuti tim kesayangan.
"Illegal streaming juga gak semudah itu. Banyak link yang menyusahkan, bahkan harus registrasi, subscribe dll. Belom lagi iklan-iklan, pop up ads sama komentatornya kebanyakan bahasa asing selain Inggris," tulis fans berat Liverpool tersebut lewat WhatsApp ke BolaSport.com.
Ia mengutarakan bahwa akses lebih mudah dan murah ke streaming resmi serta pelayanan pelanggan yang baik akan bisa mengedukasi suporter untuk lebih menggunakan streaming resmi.
"Saya pikir sosialisasinya masih kurang optimal. Beberapa kali istri saya mencoba tanya di sosial media tak dijawab, mereka hanya bilang 'tunggu tanggal mainnya'," ujar pria yang akrab disapa Ricky itu lagi.
"Cara agar menghentikan streaming ilegal ini menurut saya adalah sering-sering mengadakan dan support acara yang Premier League-centric, gandeng komunitas, lebih aktif woro-wiri di media sosial dan media secara general," tuturnya.
Baca Juga: Tak Kunjung Beli Lukaku, Tekad Presiden Inter Semakin Diragukan
Terakhir, Fedelis Fernando, seorang fans Chelsea, mengatakan bahwa ia sudah lumrah dengan kondisi sekarang ini dan hanya berharap agar layanan Mola TV akan menjadi lebih baik ketimbang pemilik hak siar sebelumnya.
"Sebenarnya, ganti layanan tiap 3 tahun sekali itu kan sudah biasa banget lah ya di Indonesia," ujar Fedelis.
"Minggu lalu saya udah preorder streaming box mereka walau belum pernah dengar brand Mola TV ini," ujar pria yang pernah lama tinggal di Inggris tersebut.
"Saya hanya berharap kalau mereka bisa menyediakan server yang stabil dan kualitas gambar bagus seperti setidaknya di Bein Sports Connect."
Tentu, masih banyak waktu bagi Mola TV untuk membenahi pelayanan mereka.
Ayi juga mengatakan bahwa pihaknya bakal berkolaborasi dengan berbagai ISP (Internet Service Provider) untuk meningkatkan pelayanan dan memberikan penawaran-penawaran menarik ke depannya bagi para calon pelanggan.
Baik Supersoccer atau pun BeinSport melakukan banyak upgrade ke layanan pelanggan mereka dalam kurun waktu keduanya bergantian menjadi pemegang hak siar sebelum ini.
Para fans Liga Inggris Tanah Air pun tentu berharap bahwa Mola TV akan bisa melakukan hal sama.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar