BOLASPORT.COM - Mantan penasihat Daniel Ricciardo, Glenn Beavis menuntut pembalap Renault, Daniel Ricciardo sebesar 174 miliar rupiah sebagai kompensasi kepindahan Ricciardo dari Red Bull ke Renault di akhir musim 2018.
Ricciardo meninggalkan tim yang sudah membesarkan namanya tersebut dengan menandatangani kontrak selama dua musim dengan Renault.
Dikutip Bolasport.com dari Motorsport.com, mantan penasihat Ricciardo itu mengklaim bahwa kontrak yang diteken Ricciardo dengan Renault membuat Ricciardo 'berhutang banyak' pada Beavis.
Klaim 174 miliar rupiah yang dilayangkan Beavis awal bulan ini termasuk 20 persen gaji pokok yang didapat Ricciardo di Renault, ditambah dengan berbagai elemen kontrak lainnya.
Elemen lain tersebut antara lain biaya super-license, penggunaan mobil Renault untuk acara sehari-hari, serta biaya fisioterapis.
Baca Juga: Apa Jadinya Bila Lewis Hamilton Jadi Pembalap Ferrari di Ajang F1?
Dalam kesempatan terpisah, Ricciardo menanggapi klaim Beavis, "Tidak ada substansi dalam klaim Beavis".
"Sangat disayangkan bahwa Beavis memutuskan untuk mengajukan klaim yang sepenuhnya tidak memihak ini," ujar Beavis/
"Bisa dipastikan saya akan melawannya di meja hijau," ujar Ricciardo.
Perusahaan Beavis, Sivana Sports International FZE, mengklaim bahwa perusahaan Ricciardo Whitedunes gagal membayar biaya sesuai dengan komisi yang disepakati antara kedua belah pihak.
Whitedunes didirikan pada 2013 untuk mengendalikan hak komersial dan pemasaran Ricciardo.
Beavis sempat tampil bersama Ricciardo dalam salah satu episode dokumenter F1 Netflix, Drive to Survive.
Dalam episode itu, dikisahkan bagaimana proses pengambilan keputusan mengenai masa depan Ricciardo di akhir musim 2018.
Daniel Ricciardo has been hit with a £10 million claim over alleged unpaid commissions by his former advisor. #F1 https://t.co/8X4e7XhHTK
— Motorsport.com (@Motorsport) July 22, 2019
Sebenarnya, Beavis sempat berdiskusi dengan Renault mengenai kemungkinan transfer Ricciardo pada pertengahan 2017.
Kontrak Ricciardo dengan Renault akhirnya disepakati dengan nilai yang jauh lebih besar daripada nilai kontraknya di Red Bull.
Kesepakatan ini direncanakan untuk ditandatangani pada akhir Januari 2019, namun molor dan baru selesai 7 Maret 2019.
Beavis mengklaim bahwa selama akhir Januari hingga awal Maret tersebut pihaknya masih melayani Ricciardo.
Bahkan, pelayanan masih diberikan oleh Beavis hingga perjanjian dengan Ricciardo benar-benar berakhir pada tanggal 31 Maret.
Baca Juga: Tim Williams Berharap Dapat Terus Bekerja Sama dengan Mercedes
Padahal, sejak sejak tanggal 15-17 Maret, Ricciardo telah membalap bersama tim Renault di GP Australia.
Kompensasi atas pelayanan yang masih diberikan Beavis kepada Ricciardo di masa perpindahannya ke Renault inilah yang diklaim oleh Beavis.
Pembalap asal Australia tersebut akan diwakili oleh The Ebury Patnership LLP dalam persidangan di pengadilan.
Sejauh ini belum ada komentar dari tim Renault mengenai sengketa ini.
View this post on Instagram
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Motorsport.com |
Komentar