BOLASPORT.COM - Pelatih Tottenham Hotspur, Mauricio Pochettino, terpukul setelah gagal membawa timnya memenangi Liga Champions musim 2018-2019.
Mauricio Pochettino sukses mengukir tinta emas dalam sejarah Tottenham Hotspur.
Tottenham Hotspur pimpinan Mauricio Pochettino mampu tampil di final Liga Champions untuk kali pertama sejak klub berdiri pada 1882.
Hanya, cerita heroik yang diukir Mauricio Pochettino kandas setelah Tottenham Hotspur menyerah 0-2 dari Liverpool pada laga final, Juni lalu.
Baca Juga: Sudah Dapat Dua Gelandang, Juventus Masih Ingin Perkuat Lini Tengah
Kegagalan The Lilywhites mengangkat trofi Si Kuping Besar menyisakan rasa kecewa bagi Pochettino.
"Ya, kegagalan itu adalah hal yang sulit," ujar Pochettino seperti dikutip BolaSport.com dari laman Goal.
"Padahal, kami punya (pengalaman) tiga pekan sebelumnya yang tak bisa dipercaya untuk mempersiapkan laga final."
"Kami sangat kecewa dengan melihat bagaimana tim ini mengalami kekalahan," kata sosok berumur 47 tahun ini menambahkan.
Baca Juga: Pemainnya Injak Anak Baru Man United, Pelatih Tottenham Minta Maaf
Pernyataan Pochettino merujuk pada semangat tak kenal menyerah yang ditunjukkan Tottenham saat menghadapi Ajax Amsterdam pada babak semifinal.
Tottenham yang tertinggal 0-1 pada leg pertama, mampu membalikkan keadaan dengan menang 3-2 pada persuaan kedua dan lolos berkat keunggulan gol tandang.
Namun, performa serupa tidak kembali terjadi buat Hugo Lloris cs saat dibekuk Liverpool pada laga pamungkas.
Kegagalan bersama The Lilywhites melengkapi kenangan buruk Pochettino yang mengukir sejarah kelam bareng timnas Argentina pada Piala Dunia 2002.
Baca Juga: Langkah yang Wajib Dilakukan Solskjaer agar Manchester United Berjaya
Baca Juga: VIDEO - Tendang Bola dengan Santai, Pochettino Pamerkan Sihirnya
"Kegagalan ini amat buruk," tutur Mauricio Pochettino.
"Saya pun membandingkan dengan musim panas 2002, ketika kami (timnas Argentina) ditahan seri Swedia dan dikalahkan Inggris pada penyisihan grup di Piala Dunia dalam sepekan."
"Baik sebagai pemain maupun pelatih, dua kejadian itu adalah momen terburuk dalam karier saya," ucap mantan bek tengah Paris Saint-Germain ini mengakui.
Baca Juga: Ancaman yang Datang jika Real Madrid Putuskan Boyong Paul Pogba
Rasa terpukul lantaran gagal di final bahkan masih menggeliat dalam diri sosok berdarah Italia itu setelah pulang ke kediamannya di Kota Barcelona.
"Saya pulang dengan kereta dari Madrid ke Barcelona sehari setelah laga final," kata Pochettino.
"Saya menghabiskan 10 hari di rumah dan tidak ingin pergi ke mana pun."
"Ya, itu adalah hal yang sulit sebab Anda sudah dekat dengan gelar juara," ucapnya lagi.
Editor | : | Septian Tambunan |
Sumber | : | goal.com |
Komentar