BOLASPORT.COM - CEO Persela Lamongan, Yuhronur Efendi, merasa kecewa dengan keputusan wasit Wawan Rafiko yang memimpin laga pekan ke-11 Liga 1 2019 antara timnya melawan Borneo FC.
Pertandingan kedua tim berlangsung di Stadion Surajaya, Lamongan, Jawa Timur, pada Senin (30/7/2019).
Laga yang awalnya berjalan lancar, tiba-tiba muncul ricuh menjelang akhir laga.
Pertandingan yang berakhir dengan skor 2-2 itu diwarnai dua kartu merah untuk Persela Lamongan dan Borneo FC.
Wasit Wawan Rafiko yang memimpin pertandingan memberikan kartu merah kepada kiper Persela Lamongan, Dwi Kuswanto, dan pemain Borneo FC, Wahyudi Hamisi, tepatnya pada menit ke-90+1.
Skuat asuhan Nilmaizar mempertanyakan sikap Wawan Rafiko yang memberikan penalti kepada Borneo FC di pengujung pertandingan.
Yuhronur Efendi, CEO Persela Lamongan pun turut merasa kecewa dengan keputusan kontroversial dari sang pengadil lapangan.
Dia pun berencana akan merilis surat pernyataan terkait kepemimpinan wasit Wawan Rafiko.
"Nanti akan kami jelaskan, biasanya ada semacam surat penjelasan bahwa itu akibat kepemimpinan wasit kontroversial," ujar Yuhronur.
Baca Juga: CEO Persela Lamongan Dukung Penuh Karier Hambali Tolib di Eropa
"Tentu kemarin semua yang melihat pasti terpancing emosinya untuk marah. Saya sendiri sempat marah tetapi masih bisa menahan emosi," kata Yuhronur dikutip BolaSport.com dari laman Kompas.com.
Insiden kontroversial ini bermula dari sepak pojok Borneo FC yang dapat ditangkap oleh Dwi Kuswanto. Usai menangkap bola, Dwi Kuswanto kemudian terlihat menanduk Wahyudi Hamisi hingga wasit harus mengeluarkan kartu merah untuk kedua pemain.
Tak cukup sampai di situ, wasit Wawan Rafiko juga menunjuk titik putih sehingga menuai protes dari para pemain Persela.
Akibat insiden tersebut pertandingan molor dan baru berakhir hingga 122 menit.
Hasil imbang 2-2 ini membuat Persela Lamongan masih menempati posisi ke-13 klasemen sementara Liga 1 2019.
Ada pun Borneo FC berada pada posisi keenam klasemen sementara Liga 1 2019 dengan 15 poin.
Editor | : | Taufan Bara Mukti |
Sumber | : | Kompas.com |
Komentar