Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Liga Inggris MadLad - Melihat Pep yang Perfeksionis dari Rambutnya

By Thoriq Az Zuhri Yunus - Senin, 12 Agustus 2019 | 07:03 WIB
Pelatih Manchester City, Pep Guardiola
TWITTER.COM/OPTAJEAN
Pelatih Manchester City, Pep Guardiola

BOLASPORT.COM - Pep Guardiola adalah seorang yang perfeksionis, setidaknya dia sendiri mengaku demikian.

Pernah suatu waktu di konferensi pers, ia sibuk menata handphone dan alat rekam para jurnalis agar rapi dan tak berantakan.

Pep pernah juga terlibat perdebatan panas dengan staf lapangan Manchester City karena masalah rumput yang berbeda 4 milimeter.

Seperti di Barcelona dan Bayern Muenchen, ia ingin rumput stadion bertinggi tepat 19mm. Staf lapangan mengatakan tidak mungkin karena iklim Inggris yang dingin.

Akhirnya mereka berdua sepakat bahwa tinggi rumput di lapangan maksimal 23mm, tak lebih satu milimeter pun.

Pep juga menuntut kesempurnaan ini hadir dalam tim asuhannya. Tanya saja pada para pemain yang pernah ia latih.

"Pep tak pernah puas," ujar Thiago Alcantara yang pernah bersama sang pelatih di Barcelona dan Bayern Muenchen.

"Dia tak akan pernah menikmati sepak bola karena dia selalu mencari kesalahan untuk membenarkannya. Pep tak pernah bahagia, dia perfeksionis."

Pep memang dikenal sebagai salah satu pelatih yang paling detail soal taktik. Ia ingin timnya bermain tepat seperti apa yang ada di pikirannya.

Jiwa perfeksionis ini sebenarnya sudah terlihat sejak ia menjadi pemain.

Dua dekade lalu, saat Pep berkaca, mungkin ia menganggap bayangan di cermin itu adalah sosok ideal bagaimana seorang pemain seharusnya berpenampilan.

Rambutnya rapi, baju dimasukkan, dan tak banyak gaya. Tak neko-neko. Selain harus paham apa yang diinginkan pelatih di lapangan.

Saat menjadi pemain, Pep dikenal sebagai salah satu gelandang bertahan dengan peran deep-lying playmaker, andalan dream team Barcelona versi pertama arahan pelatih Johan Cruyff yang memenangi Piala Champions 1992.

Pep memang mengaku sangat terinspirasi dari Cruyff. Ia ingin meniru dan menyempurnakan gaya itu dalam timnya saat ini.

"Yang saya mau, keinginan saya, adalah memiliki penguasaan bola 100 persen," ujar Pep saat masih melatih Bayern.

Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu hal terpenting adalah memiliki pemain di lini tengah yang bisa menguasai bola, membaca permainan dengan baik, dan mengatur tim.

Soal posisi holding midfielder, Pep tentu punya role-model untuk para pemainnya. Seorang gelandang sempurna menurut penilaiannya: Pep Guardiola muda 20 tahun lalu.

Di Barcelona dulu, ia menemukan kandidat sempurna yang seakan mewujudkan mimpinya tersebut dalam diri Sergio Busquets.

Sama seperti Pep, Busquets berpenampilan apa adanya dan orang yang simpel. Yang terpenting, Busquets punya kemampuan untuk melakukan apa yang dituntut oleh Pep.

Pep tak mendapatkan Busquets 2.0 saat pindah ke Bayern Muenchen. Di Jerman, musim pertamanya dilalui tanpa peran andalannya tersebut di lini tengah.

Pep harus memboyong Xabi Alonso dari Real Madrid pada musim keduanya. Itu pun Xabi harus bermain didampingi gelandang lain di pos holding midfielder karena usianya tak lagi muda dan tak begitu baik dalam bertahan.

Hijrah ke Inggris, Pep memiliki Fernandinho di posisi dan peran tersebut. Masalahnya, pria asal Brasil tersebut tak benar-benar sempurna di mata Pep.

Fernandinho sebenarnya adalah gelandang box-to-box yang kemudian disulap Pep menjadi gelandang bertahan dengan peran deep-lying playmaker.

Musim lalu Pep sempat mencari alternatif, Jorginho yang jadi pilihan kemudian lebih memilih untuk bergabung dengan Maurizio Sarri di Chelsea.

Penantian Pep soal gelandang idaman akhirnya berhenti saat ia berhasil merekrut Rodri dari Atletico Madrid. Selain kemampuan, Rodri juga punya penampilan yang ideal menurut Pep.

"Rodri tak memiliki tato atau anting," ujar Pep. "Rambutnya, dia terlihat seperti seorang holding midfielder!"

Melihat rambut Rodri, kita tahu Pep tak jauh-jauh dari membayangkan dirinya dua dekade lalu. "Holding midfielder harusnya memang seperti itu," ujarnya.

Dibantu oleh cederanya Fernandinho, Rodri mampu langsung tampil di awal musim ini. Statistik tak bisa menjelaskan betapa pentingnya peran deep-lying playmaker dari sebuah tim dan bagaimana Rodri tampil apik dalam dua laga resmi yang dijalani.

Rodri pernah dilepas oleh Atletico Madrid saat berusia 17 tahun karena posturnya yang pendek. Akan tetapi ternyata ia adalah late-bloomer dan langsung tumbuh menjulang hingga 191cm saat ini.

Hijrah ke Villarreal, Rodri kemudian berkembang sebagai salah satu pengatur serangan dari lini belakang terbaik di Spanyol dan selalu dibandingkan dengan Busquets - setidaknya Rodri mengakui sendiri bahwa ia adalah penerus Busquets.

"Tahun 2008 saya melihat timnas Spanyol, khususnya Sergio Busquets dengan seksama. Dia dan pemain lain menunjukkan model permainan yang saya tahu harus saya ikuti," tutur Rodri.

Kembali ke Atletico pada 2018 merupakan langkah aneh. Atletico bukan tim yang mengandalkan pemain seperti Rodri untuk membangun serangan.

Akan tetapi hal ini justru mengembangkan bakatnya untuk membaca permainan, jadi petarung di lini tengah, dan menyempurnakan bakatnya di bawah gaya keras kepelatihan Diego Simeone.

Kini tak hanya ia pengatur serangan yang handal, tetapi Rodri juga merupakan tameng yang sempurna untuk lini belakang.

Ditambah dengan penampilannya, lengkap sudah kriteria gelandang idaman ala Pep.

Komentar tentang rambut Rodri di atas sepertinya sudah menggambarkan bagaimana kini Pep si perfeksionis menemukan gelandang sempurna untuk timnya.

Itu, atau Pep sebenarnya hanya iri dengan rambut Rodri saat ini. Siapa yang tahu?

Baca Juga: 5 Fakta Man United Vs Chelsea - Tuah Titik Putih Sampai Peristiwa Langka

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Mampukah Manchester City mempertahankan rekornya pada musim ini? . #mancity #manchestercity #gridnetwork

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Thoriq Az Zuhri Yunus
Sumber : BolaSport.com
REKOMENDASI HARI INI

Jadwal Liga Italia - Ada Grande Partita AC Milan Vs Juventus, Jay Idzes dkk Bawa Misi Lepas dari Jerat Degradasi

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
6
15
2
Man City
6
14
3
Arsenal
6
14
4
Chelsea
6
13
5
Aston Villa
6
13
6
Fulham
6
11
7
Newcastle
6
11
8
Tottenham
6
10
9
Brighton
6
9
10
Nottm Forest
6
9
Klub
D
P
1
Borneo
10
21
2
Persebaya
10
21
3
Persib
10
20
4
Bali United
10
20
5
Persija Jakarta
10
18
6
Arema
11
18
7
PSM
11
18
8
PSBS Biak
10
15
9
Persik
10
15
10
Persita
10
15
Klub
D
P
1
Barcelona
13
33
2
Real Madrid
12
27
3
Atlético Madrid
13
26
4
Villarreal
12
24
5
Osasuna
13
21
6
Athletic Club
13
20
7
Real Betis
13
20
8
Real Sociedad
13
18
9
Mallorca
13
18
10
Girona
13
18
Klub
D
P
1
Napoli
10
25
2
Inter
10
21
3
Atalanta
10
19
4
Fiorentina
10
19
5
Lazio
10
19
6
Juventus
10
18
7
Udinese
10
16
8
Milan
9
14
9
Torino
10
14
10
Roma
10
13
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
404
2
F. Bagnaia
388
3
M. Marquez
320
4
E. Bastianini
320
5
B. Binder
183
6
P. Acosta
181
7
M. Viñales
163
8
F. Morbidelli
140
9
F. Di Giannantonio
139
10
A. Espargaro
136
Close Ads X