BOLASPORT.COM - Penampilan dua ganda putri Indonesia, Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta dan Yulfira Barkah/Jauza Fadhila Sugiarto, pada Kejuaraan Dunia 2019 tidak lepas dari pantauan sang pelatih di Pelatnas, Eng Hian.
Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta melangkah hingga babak 16 Besar Kejuaraan Dunia 2019.
Langkah mereka pada babak tersebut terhenti oleh pasangan Korea Selatan, Lee So-hee/Shin Seung-chan.
Meski Della/Rizki gagal melaju lebih jauh, Eng Hian mengamati ada perubahan dari gaya main mereka.
"Della/Rizki menunjukkan perubahan positif, terutama dari segi kemauan dan motivasi," kata Eng Hian, dikutip BolaSport.com dari Badminton Indonesia.
"Hal itu terlihat pada saat melawan Lee/Shin. Mereka memang kalah, tetapi kemauan keras mereka untuk berjuang terlihat jelas.
"Kalau bisa mempertahankan atau meningkatkan motivasi itu, saya masih bisa berharap mereka lolos ke Olimpiade 2020," tutur dia lagi.
Eng Hian bukan tanpa alasan menaruh harapan demikian. Sebab dia menilai Della/Rizki punya potensi untuk merepotkan lawan dengan gaya main mereka.
Baca Juga: Pelatih Minta Greysia/Apriyani Harus Lebih Berani pada Poin-poin Akhir
"Dari sisi teknis, banyak pemain elite dunia yang tidak suka dengan tipe permainan mereka," kata Eng Hian menjelaskan.
"Kelemahan Della/Rizki adalah mereka tidak betah saat lawan membawa gaya main mereka. Mereka gampang frustrasi.
"Pada Kejuaraan Dunia 2019 hal ini berbeda. Mereka seperti sedang memperjuangkan sesuatu. Namun, mungkin ada faktor keletihan sehingga kalah.
"Jika pola pikir mereka dipertahankan, mereka akan terbiasa," ujar dia menambahkan.
Baca Juga: Kalah dari Iran, Timnas Voli Putri Indonesia Tempati Peringkat Ke-8
Adapun untuk Yulfira/Jauza, Eng Hian mengatakan keduanya masih perlu jam terbang.
Yulfira/Jauza langsung terhenti pada babak pertama. Mereka kalah 14-21, 15-21 dari Puttita Supajirakul/Sapsiraa Taerattnachai (Thailand).
Eng Hian pun sadar keduanya butuh bekerja lebih keras.
"Standar mereka memang masih jauh untuk bicara di level elite dunia," ucap mantan pemain ganda putra nasional itu lagi.
"Tim pelatih dan mereka berdua pun punya PR untuk bekerja keras. Tidak bisa atletnya bekerja keras dan pelatihnya santai, atau sebaliknya.
"Semua harus menyadari bahwa perlu kerja keras untuk berbicara pada level elite dunia. Kerja keras berlaku untuk semua yang masih di bawah Greysia Polii/Apriyani Rahayu."
Baca Juga: Catatan Eng Hian untuk Greysia/Apriyani Usai Kejuaraan Dunia 2019
Skuad Indonesia mengakhiri Kejuaraan Dunia 2019 dengan satu medali emas dan dua medali perunggu.
Medali emas diboyong oleh pasangan ganda putra, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Adapun medali perunggu diraih oleh ganda putri nomor satu Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, serta ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Badminton Indonesia |
Komentar