BOLASPORT.COM - Timnas Indonesia memulai perjuangan di Kualifikasi Piala Dunia 2022 dengan kekalahan dari Malaysia dan salah satu legenda skuad Garuda bersuara.
Di depan puluhan ribu suporternya, timnas Indonesia dipecundangi Malaysia dengan skor 2-3 dalam laga perdana Grup G di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (5/9/2019).
Kekalahan yang dirasakan timnas Indonesia langsung dikomentari oleh legenda hidup sepak bola Tanah Air, Dede Sulaiman.
Pria berusia 62 tahun itu menilai timnas Indonesia kalah segalanya dari Malaysia.
Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia 2022 – Empat Tim Asia Tenggara Gagal Menang
Baca Juga: Ini Bahasan LIB saat Lakukan Evaluasi Putaran Pertama Liga 1 2019
Dede Sulaiman datang langsung ke SUGBK demi mendukung timnas Indonesia.
Mantan pemain Persija Jakarta itu mengatakan timnas Indonesia hanya bermain bagus pada babak pertama, khususnya selama 20 menit.
Terbukti, timnas Indonesia lebih dominan melancarkan serangan ke pertahanan Malaysia pada interval 45 menit pertama.
Dua gol berhasil disumbangkan Alberto Goncalves untuk timnas Indonesia, sedangkan Malaysia hanya mencetak satu gol lewat Mohamadou Sumareh.
Baca Juga: Indonesia vs Malaysia Rusuh, Bisa Ancam Bidding Piala Dunia U-20 2021?
Keunggulan timnas Indonesia di babak pertama tidak berpengaruh pada laga selepas jeda.
Permainan timnas Indonesia sangat beda pada babak kedua, berbanding terbalik dengan Malaysia yang lebih aktif melancarkan serangan.
Dua gol pun akhirnya disumbangkan anak-anak asuh Than Cheng Hoe ke gawang timnas Indonesia yang dikawal Andritany Ardhiyasa lewat aksi Muhammad Syafiq dan Mohamadou Sumareh.
Timnas Indonesia pun kalah, suporter tuan rumah marah, hingga Malaysia dan pendukungnya merasakan situasi mencekam di SUGBK.
Baca Juga: Ini Bahasan LIB saat Lakukan Evaluasi Putaran Pertama Liga 1 2019
"Timnas Indonesia hanya mampu bermain 20 menit di babak pertama saja sehingga mampu mencetak dua gol ke gawang Malaysia," kata Dede Sulaiman.
"Selebihnya selama 70 menit ke depan, Malaysia mengendalikan permainan. Sehingga, mereka dapat membalikan skor menjadi 3-2 untuk kemenangan Malaysia," tuturnya.
Dede Sulaiman menambahkan, skil individu, kerja sama tim, organisasi permainan, ketenangan, percaya diri, kekuatan, kelincahan, dan kecepatan Malaysia lebih unggul dari Indonesia.
Malaysia bermain dengan tenang meskipun harus tertinggal dua kali dari skuad Merah Putih.
Menurut Dede Sulaiman, yang lebih memprihatinkan adalah kecerdasan dan mental pemain Malaysia.
Baca Juga: Gagal Bersinar pada MotoGP 2019, Johann Zarco Tak Ingin ke Superbike
Itu yang membuat Malaysia lebih unggul dari pemain timnas Indonesia.
Malaysia berhasil memanfaatkan situasi ketika pertandingan sempat terhenti sebentar pada menit ke-70.
Konsentrasi para pemain timnas Indonesia pecah, itu tidak dirasakan tim Harimau Malaya.
"Pelatih Malaysia, Tan Cheng Hoe juga lebih unggul dan cerdas dalam strategi permainan jika dibandingkan dengan Simon McMenemy," ucap Dede Sulaiman.
Baca Juga: Reaksi Valentino Rossi Setelah Pembalap F1 Pakai Helmnya di GP Italia
"Kerusuhan suporter akibat kecewa dari buruknya permainan timnas Indonesia," ucap Dede.
"Itu tidak seperti apa yang diharapkan fan, yang begitu semangat, dengan harapan timnas Indonesia menang," kata mantan pemain timnas Indonesia itu.
Dede Sulaiman juga mengatakan, sebelum pertandingan dimulai, ia sudah membahas dengan mantan pemain timnas Indonesia seperti Ricky Yacobi, Nasir Salasa, David Sulaksmono, dan Suapri.
Dalam pembicaraan itu, timnas Indonesia akan kesulitan untuk menang melawan Malaysia, hasil imbang saja sebenarnya sudah prestasi bagus.
Dede Sulaiman sangat sedih dengan kekalahan timnas Indonesia.
Baca Juga: Ederson Akui Alisson Selangkah di Depan, Cerita soal Masa Kecilnya
Pencetak gol ke gawang Korea Selatan pada Pra-Piala Dunia 1986 itu menangis melihat permainan timnas Indonesia yang semakin menurun kualitasnya.
"Saat keluar SUGBK, saya tak terasa menitikan air mata," tutur Dede Sulaiman.
"Saat melangkah menuju tempat parkir mobil, saya teringat 34 tahun lalu di SUGBK tepatnya pada 1985 ketika timnas Indonesia begitu berjaya dapat mengalahkan Thailand, India, dan Bangladesh di hadapan para pecinta sepak bola Indonesia."
"Pertanyaannya, apakah PSSI saat ini dapat mewujudkan mimpi rakyat Indonesia agar sepak bola Indonesia menuju kelas dunia," ucap Dede Sulaiman sambil bertanya-tanya.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar