BOLASPORT.COM - Indonesia tengah berduka setelah presiden ketiga Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie alias BJ Habibie, meninggal dunia pada Rabu (11/9/2019) petang WIB.
Berita meninggalnya BJ Habibie menjadi perhatian besar bangsa ini karena sumbangsih beliau untuk kemajuan Indonesia.
Selain dikenal melalui kontribusi besar di bidang pemerintahan dan perkembangan teknologi, mendiang Habibie juga merupakan seorang motivator untuk semua orang.
Terlepas dari hal tersebut, mendiang Habibie juga mempunyai kepedulian terhadap kemajuan olahraga Tanah Air, di antaranya adalah olahraga catur.
Dilansir BolaSport.com dari Kompas.com, sempat ada Piala Habibie yang digelar pada tahun 1991 dan 1993.
Setidaknya ada tiga Grand Master (GM) Indonesia saat itu yang turut serta dalam turnamen Piala Habibie I.
Ketiga GM tersebut adalah Utut Adianto, Ardiansyah, dan Herman Suriadiredja.
Mereka ikut bertanding pada turnamen catur Piala Habibie I yang berlangsung di Wisma Catur F Sumantri, Tanah Abang, Jakarta, 2-18 Oktober 1991.
Kejutan terjadi ketika Master Nasional (MN) Monang Sinulingga tampil sebagai juara, sedangkan peringkat kedua menjadi milik Grandmaster (GM) Utut Adianto dengan nilai 9 MP.
Baca Juga: Lionel Messi Tahu Barcelona Belum Mati-matian Pulangkan Neymar
Turnamen Piala Habibie II digelar pada 1993 dengan tiga GM Indonesia yakni Utut Adianto, Ardiansyah, dan M Edhi Handoko, turut serta sebagai kontestan.
Berbeda dengan penyelenggaraan pertama, gelaran kedua kejuaraan catur perorangan tersebut dibagi dalam dua kelompok, non-master dan master.
Selain itu, kejuaraan ini juga menggunakan sistem Swiss 11 babak.
Jumlah total hadiah yang digelontorkan kepada para pemenang juga naik, dari Rp 11 juta pada 1991 menjadi Rp 16 juta pada 1993.
Baca Juga: Manajer Repsol Honda Harapkan Jorge Lorenzo Berani Ambil Risiko
"Piala Habibie saat itu memecahkan rekor dalam jumlah hadiah dibandingkan turnamen-turnamen catur sebelumnya ," ujar Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Percasi, Kristinus Liem.
Salah satu pecatur andal Indonesia yang lahir dari turnamen Piala Habibie adalah Eka Putra Wirya.
Kiprah Eka di dunia catur Tanah Air dimulai ketika dia menjadi Master Nasional pada Piala Habibie 1991.
Pada tahun 1992, Eka diajak menjadi pengurus Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi).
Setelah itu, Eka terjun dalam pembinaan catur di Tanah Air dan melahirkan banyak pecatur andal hingga mendapatkan penghargaan Life Time Achievement oleh Seksi Wartawan Olahraga PWI, Februari 2019 lalu.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Kompas.com |
Komentar