BOLASPORT.COM - Mantan pelatih Leicester City, Micky Adams, menyarankan gelandang serang James Maddison untuk melupakan Manchester United dan lebih memilih dua klub rivalnya di Liga Inggris andai memutuskan hengkang.
Pamor James Maddison di Liga Inggris mulai meningkat setelah dirinya dibeli Leicester City dari Norwich City pada 2018 lalu.
Penampilan James Maddison pada musim 2018-2019 menjadi daya tarik bagi klub-klub raksasa Liga Inggris.
Dalam satu musim, James Maddison tercatat sukses menorehkan 9 gol dan 9 assist dari 45 pertandingan di seluruh ajang kompetitif.
Baca Juga: Meski Blunder Kontra Liverpool, Kiper Sheffield Didukung Legenda Man United
Manchester United santer dikabarkan menjadi salah satu klub peminat jasa gelandang serang asal Inggris tersebut.
Namun, eks pelatih Leicester City, Micky Adams, memperingatkan Maddison agar tidak bergabung dengan Manchester United menilik kondisi mereka saat ini.
Micky Adams justru meminta gelandang 22 tahun tersebut memilih klub lain selain Manchester United apabila memilih pergi dari The Foxes.
"Leicester City telah menunjukkan besaran nilai upah dan ambisi mereka yang bagus kepada semua orang," kata Adams dikutip BolaSport.com dari Daily Star.
Baca Juga: Resep Berharga Valverde Bagi Barcelona Bila Ingin Juara Liga Spanyol
"Maddison semestinya bermain untuk Manchester City atau Liverpool untuk meningkatkan kemampuannya selama berseragam Leicester."
"Sebagai pemain muda, dia harus tetap berkembang dan bekerja keras."
"Dia tidak boleh ikut-ikutan atau pun maju sendirian. Itulah waktu yang berpengaruh pada pemain sepak bola," ujar Adams menambahkan.
Maddison dikabarkan juga turut masuk radar Liverpool.
Kehilangan sosok Phillipe Coutinho menjadikan The Reds harus mencari sosok yang tepat sebagai penggerak di lini tengah.
Leicester telah memasang banderol mencapai 60 jita pound (sekitar Rp 1,04 triliun) apabila ada klub yang menginginkan Maddison.
Maddison masih terikat kontrak hingga Juni 2023 mendatang.
Editor | : | Thoriq Az Zuhri Yunus |
Sumber | : | Daily Star, express.co.uk |
Komentar