BOLASPORT.COM - Mantan Ketua Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC), Erick Thohir, menyatakan dengan tegas bahwa dirinya menolak menjadi Ketua Umum PSSI.
Erick Thohir lebih tertarik untuk membenahi kompetisi sepakbola di Indonesia.
"Saya jawab tidak. Kalau saya diminta perbaiki liganya, itu menarik," ujar mantan bos klub Inter Milan ini dalam wawancara pada Senin (30/0/2019) seperti dikutip Bolasport.com dari Tribunnews.com.
Namun, Erick Thohir mensyaratkan agar para peserta liga sepak bola nasional mau dikelola secara profesional dan transparan.
Erick kemudian menjelaskan pernyataan dengan memetakan beberapa permasalahan yang ada di liga sepakbola Indonesia.
Baca Juga: Jika Terpilih Jadi Ketua Umum PSSI, Mantan Ketua Badan Tim Nasional Tetap Pegang Klub Australia
"Kesulitan di Liga Indonesia, contohnya jadwal yang tidak tetap," ujar Erick Thohir.
Selain masalah jadwal pertandingan yang tidak tetap, penonton juga dipaksakan untuk datang menonton pertandingan pada hari biasa atau hari kerja.
Erick menyatakan bahwa semestinya ada pembedaan antara penonton televisi dan penonton yang datang ke lapangan.
Pembedaan itu diperlukan agar ada aliran uang yang masuk.
Bos Grup Mahaka ini melanjutkan, dari sisi bisnis diperlukan strategi untuk merekrut pemain terbaik di Asia Tenggara dibanding pemain biasa dari benua Eropa atau Amerika Latin.
Baca Juga: Daftar Bakal Calon Exco PSSI 2019-2023, Dominasi Muka-muka Lama
Strategi tersebut diharapkan bisa melebarkan hak siar pertandingan sepakbola Indonesia ke negara-negara tetangga di Asia Tenggara sehingga akan mendatangkan pendapatan bagi PSSI.
"Bayangkan, kalau 20 klub ambil pemain Thailand, Malaysia, Singapura. Yang top-topnya ya, kan uang kita banyak."
"Pasti mereka juga mau menyaksikan pemain mereka main di Indonesia," kata Erick Thohir menambahkan.
Di sisi lain Erick juga menolak dirinya dimasukkan dalam bursa calon Menteri Pemuda dan Olahraga di Kabinet Kerja Jilid II Presiden Joko Widodo.
Dia tidak berhasrat menjadi Menpora karena tidak ingin terjadi konflik kepentingan.
"Saya rasa janganlah. Kenapa toh saya juga sudah masuk dalam kepengurusan International Olympic Committee (IOC). Kan perwakilan Indonesia juga," ujar mantan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Maaruf Amin tersebut.
"Terus kalau saya Menpora kan conflict of interest, bisnisnya banyak di olahraga," katanya menambahkan.
Menurut dia ada banyak sosok yang lebih pantas mengemban jabatan Menpora.
Menurut Erick, lebih baik memprioritaskan orang-orang yang sudah berpengalaman dalam mengurus pemerintahan untuk duduk di kursi Menpora.
Saat ini Erick Thohir ingin memfokuskan waktu yang dimilikinya untuk dihabiskan bersama keluarga.
Selama menjadi Ketua Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC) dan menjadi Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Maruf Amin, Erick mengaku memang jarang berada di rumah.
"Kadang-kadang hidup itu perlu tarik napas, setelah Asian Games, setelah TKN," ucap Erick.
"Kan enak back to reality. Spend time sama keluarga. Kan kita (saya) ndak mau dipanggil 'om' (oleh anak-anaknya)," tutur Erick Thohir menambahkan.
Erick menyadari bahwa dirinya perlu menarik diri dari kesibukan agar mempunyai waktu yang lebih banyak untuk keluarganya.
Oleh sebab itu dia juga tidak mencalonkan dirinya kembali sebagai Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) periode 2019-2023.
Erick berharap ada regenerasi dalam bursa pencalonan Ketua Umum KOI yang bisa memberikan energi baru dalam persiapan Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tak Mau Jadi Ketua Umum PSSI, Erick Thohir: Kalau Diminta Benahi Liga, Itu Menarik
View this post on Instagram
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | tribunnews.com |
Komentar