BOLASPORT.COM - Pembalap Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi, telah resmi mengganti kepala krunya untuk musim kompetisi MotoGP 2020.
Valentino Rossi melakukan perombakan setelah tampil kurang gereget bersama motornya, YZR-M1, pada musim kompetisi MotoGP 2019.
Hingga berakhirnya balapan ke-15 di Thailand, rider Italia berjulukan The Doctor itu belum mampu meraih satu pun kemenangan.
Baca Juga: Tercepat pada Hari Pertama GP Jepang 2019, Bottas Puas dengan W10
Hasil terbaik yang mampu dia torehkan adalah dengan meraih finis di urutan kedua dalam dua seri balapan secara beruntun yakni MotoGP Argentina 2019 dan MotoGP Americas 2019.
Setelah meraih dua hasil tersebut, Rossi seperti kehilangan taji dan bahkan sempat hat-trick DNF.
Sosok ikonik dengan nomor 46 tersebut membukukan hasil gagal finis alias did not finish (DNF) pada tiga balapan beruntun di Italia, Catalunya (Spanyol), dan Belanda.
Hasil itu membuat Rossi mengulang catatan kelam pada delapan musim lalu, tepatnya saat masih membalap untuk tim Ducati.
Pasang surut performa pada musim inilah yang kemudian membuat Rossi mengambil langkah cukup ekstrem yakni mengganti kepala kru.
Terhitung mulai musim depan, Rossi tak lagi bekerja dengan Silvano Galbusera.
The Doctor akan memulai era baru dengan bekerja bersama Davide Munoz.
Baca Juga: Andai Menang Atas Ruiz, Anthony Joshua Sudah Berada dalam Radar Usyk
Hal Itu merupakan langkah besar bagi Valentino Rossi karena dia dikenal sebagai sosok yang sangat loyal dengan setiap personel timnya.
Keputusan Rossi untuk merekrut Davide Munoz pun mengundang komentar dari Ramon Forcada yang juga pernah menjadi kepala kru Jorge Lorenzo kala masih di Yamaha.
Bagi Forcada, keputusan Rossi untuk mengganti kepala kru hanyalah untuk mencari motivasi baru bukan karena menginginkan perbaikan dalam hal teknis di Yamaha.
"Saya tak yakin jika Davide Munoz merupakan seorang yang sangat baik dalam hal teknis, jadi menurut saya Valentino Rossi hanya ingin mencari motivasi baru saja," kata Ramon Forcada, dilansir BolaSport.com dari Marca.
"Dengan cara kerja Yamaha, segalanya terbuka. Anda bisa mencoba apa pun yang Anda mau, dan mereka akan memberi kebebasan. Jadi saya rasa Rossi tak bermaksud mencari peningkatan teknis," tutur dia menambahkan.
Argumen Forcada ini tidak lepas dari minimnya pengalaman yang dipunyai Munoz.
Sebelum akan berpindah ke kubu Rossi pada musim depan, status Munoz sekarang adalah bekerja untuk tim Sky Racing VR46 milik The Doctor.
Baca Juga: Junjung Nasionalisme, Naomi Osaka Tolak Tawaran Jadi Warga Negara AS
"Dengan beberapa musim yang tersisa, Rossi menempatkan teknisi yang tidak berpengalaman," kata Forcada.
"Jadi, apalagi yang dia cari selain motivasi? Hal yang sama juga terjadi tatkala dia mengganti Jeremy Burgess dengan Galbusera pada tahun 2014," ucap dia lagi.
Lebih lanjut, pria yang kini berperan sebagai kepala kru pembalap Franco Morbidelli (Petronas Yamaha SRT) itu menilai keputusan Rossi mengganti kepala kru karena dia sudah menemui jalan buntu.
"Valentino Rossi dan timnya pikir sudah menemui jalan buntu dan dia menginginkan perubahan. Bagaimana caranya? Well, Davide masih muda dan ia akan punya ide-ide baru," ucap Ramon Forcada.
Baca Juga: Indonesia Jadi Host Piala Dunia Basket, FIBA Apresiasi Laporan Perbasi
Selam enam musim menjadi kepala kru Valentino Rossi, pencapaian terbaik Silvano Galbusera ialah mengantar sang pembalap menjadi runner-up MotoGP 2015.
Saat ini, Rossi masih tertahan di peringkat keenam klasemen sementara pembalap MotoGP 2019 dengan raihan 145 poin.
Sementara itu, MotoGP 2019 masih menyisakan empat seri balap lagi.
Seri terdekat adalah MotoGP Jepang 2019 yang akan diadakan di Sirkuit Twin Ring Motegi pada 18-20 Oktober mendatang.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Marca |
Komentar