BOLASPORT.COM - Tiga kali pergantian pelatih nampaknya bukan pilihan tepat yang dilakukan Persija Jakarta terkait keterpurukan mereka musim ini.
Edson Tavares menjadi pelatih teranyar Persija Jakarta setelah memutus hubungan kerja dengan Ivan Kolev dan Julio Banuelos.
Bagaimana dampak kedatangan Edson Tavares? Persija dua kali kalah (dari Semen Padang dan Persib Bandung), sekali imbang kontra PSS Sleman, dan sekali menang Vs PSM Makassar.
Kondisi tersebut membuat Persija masih tertahan di papan bawah klasemen sementara Liga 1 dengan torehan 24 poin dari 23 kali bertanding.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Umum The Jakmania, Diky Budi Ramadhan tak muluk-muluk soal pencapaian Persija di akhir musim.
"Kalau masuk 10 besar memang harapan yang besar, tapi mungkin agak berat. Tapi tiga kali away dapat 4 poin (di bawah Edson Tavares) bukan hasil buruk juga," kata Diki kepada wartawan, Kamis (31/10/2019).
Baca Juga: Pecinta Sepak Bola Indonesia Diajak Tekuni Konten Digital Kreatif
"Tapi sayangnya antiklimaks karena setelah menang dari PSM, lalu imbang dengan PSS, kalahnya lawan Persib. Sebenarnya kalau situasinya terbalik, Jakmania bisa terima," ujarnya.
"Kalau kalah dari PSM oke, imbang di PSS tak masalah, tapi kami harusnya bisa menang lawan Persib. Tetapi ini kan kebalikannya," katanya lagi.
Meski begitu, Diky masih mencoba bersikap optimistis setelah melihat jadwal Macan Kemayoran pada laga selanjutnya.
Persebaya dan Madura United disebut Diky menjadi lawan berat tersisa buat Persija.
"Sebenarnya secara keseluruhan tak masalah. Tapi lihat trennya sekarang, ya Alhamdulillah lawan berat hanya dua aja," tuturnya.
"Yakni Persebaya serta Madura, dan itu main di Jakarta (home). Saya sih masih yakin Persija bisa naik," ucapnya.
"Paling bagus bisa posisi 9-12. Kalau lebih dari itu, mungkin berat karena tim-tim lain sedang kencang juga," katanya lagi.
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar