BOLASPORT.COM - Pengamat bulu tangkis tanah air, Broto Happy, melihat bahwa penyakit utama yang menjangkiti para atlet bulu tangkis tunggal putra Indonesia adalah inkonsistensi.
Hasil minor diraih oleh kedua pemain tunggal putra Indonesia di ajang Fuzhou China Open 2019 yang baru saja berakhir pada Minggu (10/11/2019) lalu.
Jonatan Christie, yang turun sebagai unggulan keenam, gagal tampil bagus dan tersingkir pada babak perempat final.
Pemain yang akrab disapa Jojo tersebut ditaklukkan wakil Denmark, Anders Antonsen, melalui rubber game yang berakhir dengan skor 8-21, 21-12, 14-21.
Nasib rekan Jonatan, Anthony Sinisuka Ginting, bahkan lebih apes lagi.
Anthony disingkirkan rivalnya, Ng Ka Long Angus (Hong Kong) pada pertandingan pertama dalam dua gim langsung.
Dengan demikian, Indonesia harus memperpanjang puasa gelarnya di nomor tunggal putra yang telah berlangsung sejak ajang Australian Open 2019.
Menanggapi situasi krisis ini, pengamat bulu tangkis, Broto Happy, memiliki jawabannya sendiri.
Baca Juga: Samai Rekor Lee Chong Wei, Ini Rapor Mentereng Kento Momota di Final
"Jadi gini, kita sebenarnya vdari sisi kuantitas juga tidak banyak. Kia saat ini seringnya mengandalkan Jojo dan Ginting saja," ujar Broto seperti dikutip Bolasport.com dari Kompas.com.
"Dari sisi kualitas, mereka juga belum bisa dikatakan stabil. Mereka belum konsisten," lanjutnya.
Broto lantas membandingkan kondisi saat ini dengan zaman dulu, ketika banyak pemain tunggal muda hebat yang menghiasi Skuad Merah Putih.
"Zaman dulu kita punya banyak pemain tunggal yang hebat," ucap pria yang terkenal dengan kumis lebatnya tersebut.
"Mereka sering menjegal lawan dari negara lain. Makanya kita sering lihat di babak semifinal atau final yang main pemain Indonesia lagi," kata Broto.
Menurut Broto, inkonsistensi yang dialami Jonatan dan Anthony membuat mereka gagal bersang dengan para atlet bulu tangkis dunia.
"Melihat sekarang persaingan juga sudah merata, saya kira agak sulit kalau Jojo dan Ginting tidak bisa merubah permainannya menjadi lebih konsisten," tuturnya.
Baca Juga: Chou Tien Chen Puji Kemampuan Kento Momota dalam Duel Netting
Pernyataan Broto sekaligus menyuarakan keresahan para penggemar olahraga tepok bulu tanah air yang rindu akan torehan gelar dari para pemain tunggal putra Indonesia.
Pasalnya, hanya Jonatan yang bisa mempersembahkan gelar pada tahun ini. Itupun dari turnamen yang "hanya" berlevel Super 300, Australian Open.
Sedangkan Anthony bahkan belum memenangi satu turnamen pun kendati telah tiga kali mencapai babak puncak.
Jonatan dan Anthony masih punya peluang untuk mengakhiri paceklik mereka pada ajang Hong Kong Open 2019 yang akan mulai digelar pada esok hari, Selasa (12/11/2019).
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Kompas.com |
Komentar