BOLASPORT.COM - Banyak yang menilai kedatangan Jose Mourinho ke Tottenham Hotspur seperti terjadi di alternate universe, alam semesta yang lain.
Penunjukan Jose Mourinho oleh Tottenham Hotspur ramai dianggap ganjil dan penuh percikan kekagetan.
Pasalnya, betapa Mou dan Spurs dinilai punya banyak hal yang membuat mereka seperti antitesis satu sama lain.
Hal ini membuat mereka seperti terlibat kawin paksa. Bukan atas dasar cinta, tapi ada misi lain di balik ikatan kedua pihak, baik itu politik, finansial, atau lain hal.
Dalam rekam jejaknya, Mou dikenal sebagai pelatih pragmatis.
Baca Juga: Target Transfer Perdana Jose Mourinho di Tottenham: Paulo Dybala!
Baca Juga: Mission Impossible, Jose Mourinho Harus Raih 55 Poin agar Tottenham Lolos ke Liga Champions
Baca Juga: Buang Duit! Ini 5 Pembelian Paling Buruk yang Dilakukan Jose Mourinho
Memakai segala cara, bahkan main sangat buruk sekalipun demi memenuhi target, bukan sesuatu yang haram dilakukan.
Doyan parkir bus dan maniak permainan defensif atau membosankan juga sudah lazim dicap.
Spurs sebaliknya di tangan Mauricio Pochettino. Mereka dikenal sebagai salah satu tim yang paling enak ditonton.
Menghibur, segar, agresif-ofensif, kadang malah mengutamakan pertunjukan bagus ketimbang hasil akhir.
Terutama sejak merambah Inggris bersama Chelsea 3 lustrum silam, Mourinho lekat dengan predikat juru pembangun skuad berbiaya mahal, memakai pemain-pemain jadi, dan riuh aroma kosmopolitan.
Berselisih dengan petinggi klub kalau keinginannya tak dikabulkan sudah biasa. Jangan tanya soal masalah dengan pemain sendiri.
Pemain muda, apalagi dari akademi, juga kebanyakan cuma di perimeter skuad. Jarang dilirik.
Spurs lagi-lagi kebalikannya. Segudang talenta muda, terutama lokal, mencuat ke permukaan di bawah asuhan Pochettino.
Banyak pemain level semenjana disulap jadi komoditas mahal. Dana transfer terbatas pun tak masalah.
Terbukti dari kesuksesan mencapai final Liga Champions musim lalu dan nongol di papan atas Liga Inggris beberapa musim terakhir.
Baca Juga: Awas Spurs, Mourinho Suka 'Cari Masalah' dengan Pemain Sendiri
Namun, Mourinho tak bisa dikenakan aturan pembatasan seperti Pochettino.
Itulah kenapa Spurs bisa berada dalam masalah besar secepatnya jika Chairman Daniel Levy menerapkan kebijakan serupa buat menahan nafsu belanja dan naluri kreatif Mourinho, kata jurnalis kondang Guillem Balague.
Tapi, kalau dilihat dari sisi lain, perkawinan Mourinho dan Spurs bisa dipandang sebagai dua pihak yang saling suka dan saling butuh karena keadaan.
Jose Mourinho has spent more on transfers than Tottenham chairman Daniel Levy during their time in the Premier League ???? pic.twitter.com/Tj1h4EHHjb
— ESPN FC (@ESPNFC) November 21, 2019
Ibarat simbiosis mutualisme, mereka punya hal yang saling menguntungkan.
Spurs menawarkan pekerjaan cepat dengan gaji memadai, kesempatan rutin melatih pemain bintang, malah ada beberapa yang diidamkan Mou saat masih melatih Manchester United.
Ini jelas sesuatu yang sangat dirindukan Mourinho usai dipecat United, Desember tahun lalu.
Di sisi lain Levy butuh figur bintang, sosok Alfa, yang memimpin klub menuju era baru untuk mulai mengisi lemari trofi di stadion megah mereka yang anyar dibangun.
Baca Juga: Jose Mourinho Pernah Bilang Tak Mau Melatih Tottenham karena Hal Ini
Dan, Mourinho - kebetulan lagi nganggur - merupakan figur yang tepat pada waktu yang akurat.
Dia diidentifikasi memiliki mental juara sebagai peraih banyak trofi, sesuatu yang belum dipunyai Pochettino.
"What can I promise? Passion." #THFC ⚪️ #COYS pic.twitter.com/IDNMtXhbvj
— Tottenham Hotspur (@SpursOfficial) November 20, 2019
Sudah lelah pula sepertinya Spurs sebatas menjadi kandidat. Sudah waktunya mereka lebih ambisius agar trofi cepat didapat.
Karenanya, pengalaman meraih 25 gelar di 5 klub berbeda mungkin cukup jadi modal Mourinho mengisi lubang yang hilang dalam sejarah The Lilywhites.
Namun, namanya stigma kawin paksa, ya jangan kaget kalau misalkan hubungan itu bubar di tengah jalan, tak lama usai ijab kabul.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | thesun.co.uk, BolaSport.com, skysports.com, football365.com |
Komentar