BOLASPORT.COM - Perjuangan Indonesia untuk SEA Games 2019 tak hanya berasal dari keringat para atlet, namun juga ofisial seperti tukang pijat atlet nasional, Aan Abdurrachman.
Pesta olahraga terakbar se-Asia Tenggara, SEA Games 2019, siap digelar di Manila, Filipina, pada pekan ini.
Sebelas negara yang menjadi kontestan berlomba-lomba mengirimkan atlet terbaik mereka untuk mendulang medali sebanyak-banyaknya pada ajang dua tahunan tersebut.
Bahkan para kontestan juga tak segan memboyong petugas-petugas khusus untuk menunjang prestasi pada gelaran SEA Games kali ini.
Indonesia juga demikian. Salah satu ofisial yang dibawa adalah tukang pijat atau masseur yang berjasa memulihkan performa para atlet usai berlaga membela negara.
Aan Abdurrachman merupakan salah satu tukang pijat yang turut diangkut oleh kontingen Indonesia ke Filipina.
Pria berusia 66 tahun tersebut mengaku sudah melanglang buana ke luar negeri, mengikuti berbagai event olahraga, dan siaga mendampingi para atlet yang membutuhkan sentuhan tangannya.
"Saya sudah menjadi tukang pijat sejak SEA Games 1997. Saya juga ikut waktu Asian Games," ujar Aan seperti dikutip Bolasport.com dari Antaranews.com.
Baca Juga: SEA Games 2019 - Menpora Harap Polo Air Bisa Sumbang Emas Pertama Indonesia
Aan juga mengaku bahwa sejak menekuni profesi masseur, Aan tak pernah absen di berbagai ajang olahraga multi event seperti SEA Games dan Asian Games.
Tidak hanya itu, ia juga menjadi masseur tetap di pelatnas modern pentathlon, judo, dan karate.
Melihat umurnya yang sudah menginjak kepala enam, tak heran jika Aan dinobatkan sebagai masseur tertua sekaligus yang paling lama mengabdi untuk Indonesia.
Lebih lanjut, Aan mengatakan bahwa untuk menjadi seorang masseur tidak bisa sembarang orang karena profesi tersebut dibutuhkan keahlian khusus.
"Saya belajar anatomi tubuh, terus etika dan menghadapi atlet itu harus gimana supaya hati mereka juga ikut enak gitu saat dipijat," ungkap Aan.
Baca Juga: SEA Games 2019 - Polo Air Indonesia Ukir Sejarah, Emas Makin Dekat!
Selama menjadi masseur atlet nasional, Aan mengaku tak melulu memijat atlet yang mengalami cedera.
Dirinya justru lebih banyak diminta memijat atlet saat sebelum dan sesudah pertandingan sebagai upaya relaksasi.
"Sudah banyak atlet yang saya pijat. Ada Kresna Bayu (mantan atlet judo), Umar Syarif (mantan atlet karate). Dan mereka sekarang udah menjadi pelatih," lanjutnya.
Aan pun mengatakan bahwa dia menikmati pekerjaannya saat ini walaupun selama mengabdi dia belum pernah mendapatkan penghargaan apapun.
"Ya namanya juga masih bisa, ya saya lakukan saja. Banyak juga yang bilang 'wah Pak Aan hebat'," ucap Aan.
"Yang membuat saya bertahan juga karena kejujuran dan etika."
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | antaranews.com |
Komentar