"Mohon maaf, saya sudah berusaha dengan maksimal. Untuk lifter muda saya berharap jangan pantang menyerah dan tetap semangat," ucap lifter 31 tahun tersebut.
"Kalau bisa kembali ke masa lalu. Saya ingin bersungguh-sungguh dan serius latihan karena mungkin saya sedikit telat ya. Umur saya tidak bisa dibohongi lagi. Olahraga ini ada batas usia," tutur Lisa.
Lisa mengambil pelajaran dari kegagalannya bahwa waktu tidak bisa diulang bagi seorang atlet.
"Umur bukan patokan prestasi, tetapi umur juga menentukan kita berada dimana. Saya menyesal kenapa dulu waktu muda saya tidak bersungguh-sungguh saat menjadi atlet."
"Menjadi seorang atlet itu kita harus mengorbankan keluarga dan waktu. Tidak bisa menawar, tidak bisa mengeluh," ujar Lisa.
Soal penerus, Lisa mengatakan bahwa Riska bisa menjadi penerus di kelas 45 kg karena sudah membuktikan diri pada Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) 2019.
"Persaingan kelas 45 kg di Asia Tenggara cukup berat seperti Vietnam. Kita tidak akan tahu persaingan dua tahun kemudian seperti apa," ucap Lisa.
"Pada Kejuaraan Dunia kemarin saya bisa mengalahkan Filipina. Tetapi, kita tidak tahu rezeki sekarang. Saya dapat perak, Filipina dapat perunggu."
Menurut Lisa, dia tidak pernah melakukan angkatan 95 kg karena pernah mengalami cedera berupa pembengkakan siku pada clean and jerk saat berlatih pada 2015.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar