BOLASPORT.COM - Kiprah pebulu tangkis muda menjadi hal menarik untuk diikuti. BWF telah mengumpulkan 11 pemain muda yang memiliki potensi besar.
Regenerasi pemain bulu tangkis menjadi salah satu topik yang menarik untuk dibicarakan menjelang pergantian tahun.
Puluhan bahkan ratusan pebulu tangkis muda pun telah menunjukkan taringnya sepanjang tahun 2019 ini.
BWF (Badminton World Federation) telah memilih 11 pemain junior yang dianggap potensial selepas Kejuaraan Dunia Junior 2019 pada Oktober lalu. Siapa saja mereka?
1. Riko Gunji (Jepang) - 17 tahun
Titisan Akane Yamaguchi. Begitulah Riko Gunji biasa dijuluki.
Wajar memang, secara perawakan tubuh, Gunji bisa dibilang mirip dengan Yamaguchi. Pun begitu dengan gaya bermain lantaran Gunji mengidolakan juara Indonesia Open 2019 itu.
Prestasi Gunji selama tahun 2019 mengesankan. Salah satunya adalah memenangi Kejuaraan Dunia Junior di nomor perorangan tunggal putri.
Twins? Riko Gunji, the current World Junior Champion smiles more in between the rallies than the former two-time champion, Akane YAMAGUCHI. Akane had to play full sets to beat her admirer. #alljapan #badminton championships pic.twitter.com/1WRjbNx0va
— Rio Tokyo2020全力サポート (@shimdasnao) November 28, 2019
Baca Juga: BAM Siap Bantu Chan Peng Soon yang Alami Kelumpuhan Wajah
2. Anastasiia Shapovalova (Rusia) - 17 tahun
Postur tubuh menjulang menjadi kelebihan Shapovalova dalam melepaskan smes-smes tajam.
Kiprahnya di Kejuaraan Dunia Junior 2019 mengesankan setelah mampu menyulitkan unggulan pertama Phittayaporn Chaiwan (Thailand) meski kalah rubber game.
Tiga gelar juara diraihnya tahun ini, yaitu Finnish Junior, Russia Junior International Series, dan—teranyar—Singapore Youth International Series.
View this post on InstagramHello,there! #badminton #fzforza #khimki_bc #russia #thailand #support #bwf #comeon
Baca Juga: Tahun Ini, Tak Ada Libur Natal untuk Para Pemain Nasional Malaysia
3. Christo Popov (Prancis) - 17 tahun
Tumbuh besar di tengah keluarga pecinta bulu tangkis menjadi keuntungan tersendiri bagi Christo Popov dalam meniti karier di dunia tepok bulu.
Pencapaian Popov pada 2019 semakin mentereng semenjak dia berhasil lolos ke final Kejuaraan Dunia Junior sebelum takluk dari juara bertahan Kunvalut Vitidsarn (Thailand).
Menjadi tunggal putra pertama yang lolos ke final Kejuaraan Dunia Junior sejak Viktor Axelsen pada 2011, Popov yang bertangan kidal diyakini punya masa depan cerah.
POPOV PUISSANCE 2 !
Christo Popov a remporté l'International Challenge de Milan ce week-end, son premier titre chez les seniors. En finale également en double avec son frère Toma Junior, les deux frangins ont remporté l'argent.
https://t.co/9CA9L3CvwE pic.twitter.com/MO9RNDeduL
— FFBaD (@FFBaD) December 16, 2019
Baca Juga: Herry IP Ungkap Alasan Kembalinya Ahsan/Hendra di Pelatnas PBSI
4. Indah Cahya Sari Jamil (Indonesia) - 17 tahun
Indah Cahya Sari Jamil memiliki pencapaian mentereng setelah menjadi juara dunia ganda campuran bareng Leo Rolly Carnando pada 2018.
Indah dan Leo hampir mengulangi prestasi mereka di ajang yang sama pada tahun 2019. Sayangnya, mereka takluk pada partai final.
Tidak mengejutkan apabila PBSI kembali memanggil gadis kelahiran Makassar itu ke dalam skuat Pelatnas 2020. Indah masuk ke kelas pratama bersama pemain junior lainnya.
Indah saat ini berpasangan dengan Ghifari Anandaffa Prihardika semenjak Leo difokuskan tampil di sektor ganda putra bersama Daniel Marthin.
5. Brian Yang (Kanada) - 18 tahun
Brian Yang menjadi pemain tunggal putra yang menghuni peringkat teratas level junior versi BWF bersama Kunvalut Vitidsarn dan Christo Popov.
Yang telah mengikuti lebih dari 20 turnamen sepanjang 2019 dan mencatat hasil bagus dengan gelar juara di Canada, Peru serta menjadi finalis Turkey Open International Series.
WATCH: @CTVToronto's feature on 18-year-old Brian Yang, Canada's first Olympic badminton medalist who will lead @TeamCanada @canadabadminton at the 2018 World Junior Badminton Championships Nov 5 - 18 at the Markham Pan Am Centre! Watch at 39:21: https://t.co/CHKfk3VLIM pic.twitter.com/ZaacroS7o6
— City of Markham (@cityofmarkham) November 12, 2018
Baca Juga: Daftar Peringkat Sementara Pebulu Tangkis Ganda pada Race to Tokyo 2020
6. Kunvalut Vitidsarn (Thailand) - 18 tahun
Kunvalut Vitidsarn memperkenalkan dirinya kepada dunia bulu tangkis dengan cara yang sama seperti seniornya, Ratchanok Intanon.
Prestasi menakjubkan ala Intanon dibukukan Vitidsarn dengan memenangi Kejuaraan Dunia Junior sebanyak tiga kali secara beruntun pada 2017-2019.
Kelas Vitidsarn pun tampaknya bukan lagi turnamen junior setelah dia hampir selalu berhasil menjadi juara.
Pemain asal Bangkok ini telah dipercaya turun di ajang World Tour. Babak perempat final menjadi pencapaian Vitidsarn dalam turnamen terakhirnya, Syed Modi Super 300.
| Surely a potential All England champion of the future?
Kunlavut Vitidsarn secured his third () @bwfmedia Junior World Championship title with a resounding win of Christo Popov!
Will he become the first ???????? Men's Singles champ? pic.twitter.com/oKHwEfsESB
— Yonex All England Badminton Championships (@YonexAllEngland) October 14, 2019
7. Lin Fangling (China) - 18 tahun
Sektor ganda menjadi spesialiasi Lin Fang Ling. Itu dibuktikan dengan prestasinya menjadi juara di nomor ganda putri dan ganda campuran pada Kejuaraan Dunia Junior 2019.
Lin Fangling mengikuti jejak Chen Qingchen yang mampu menyabet gelar juara dalam dua nomor ganda pada ajang Kejuaraan Dunia Junior.
Fangling sendiri tidak menjadikan Chen atau pemain ganda lain sebagai idolanya, melainkan mantan tunggal putra nomor satu dunia, Lin Dan.
(BAJC Finals) First Match Feng Yan Zhe /Lin Fang Ling (CHN) Vs. Leo Rolly Carnando / Indah Cahya Sari Jamil (INA)
Who will be the next Champions! pic.twitter.com/6vZOSkj0kL
— Badminton Asia (@Badminton_Asia) July 28, 2019
Baca Juga: Melihat Hubungan 'Putus-Nyambung' Hendra Setiawan dan Pelatnas PBSI
8. Di Zijian dan Wang Chang (China) - 18 tahun
Babak pertama French Open 2019 menjadi momen menegangkan bagi Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo setelah kalah 19-21 pada gim pertama.
Di Zijian dan Wang Chang menjadi lawan Minions saat itu. Kendati pada akhirnya kalah, Di/Wang telah membuktikan bahwa mereka bukan pemain muda yang bisa dianggap enteng.
Di dan Wang sendiri sudah dipercaya tampil di level senior. Alhasil, posisi mereka dalam ranking dunia BWF pun telah naik ke peringkat 33.
Wang Chang and Di Zijian #BadmintonWJC2017 pic.twitter.com/Se7x4V8w04
— Badminton Talk (@BadmintonTalk) October 22, 2017
9. Leo Rolly Carnando dan Daniel Marthin (Indonesia) - 18 tahun
Kombinasi antara bakat dan kerja keras, kira-kira begitulah manajer tim PB Djarum Fung Permadi mendeskripsikan duet Daniel Marthin dan Leo Rolly Carnando.
Leo dan Daniel mencuri perhatian dengan prestasi impresif keduanya sepanjang tahun 2019.
Tak kurang empat gelar mereka rebut tahun ini. Termasuk dari Kejuaraan Asia dan Kejuaraan Dunia Junior ketika mereka mengalahkan Di Zijian dan Wang Chang di final.
Leo dan Daniel pun masuk dalam nominasi pemain paling menjanjikan dalam anugerah penghargaan pemain terbaik BWF 2019.
PBSI sendiri telah mempromosikan Leo/Daniel ke kelas utama Pelatnas 2020. Indonesia Masters 2020 rencananya akan menjadi panggung pertama mereka tahun depan.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BolaSport.com, bwfbadminton.com |
Komentar