BOLASPORT.COM - Kekalahan 0-5 dari Atalanta, Minggu (22/12/2019), seharusnya bisa menyadarkan orang seberapa parah kerusakan yang dialami AC Milan saat ini.
Hasil itu bukan hanya soal AC Milan mengalami kekalahan dengan skor terbesar setelah 21 tahun.
Lebih dari itu, hasil tersebut bisa membuka mata orang bahwa AC Milan memang telah salah urus dalam satu dekade terakhir.
Klub yang salah urus itu secara bulat-bulat ditelan oleh klub yang digarap dengan bagus.
Tidak benar seluruhnya jika AC Milan mengklaim dalam 10 tahun terakhir mereka mengalami penurunan karena tidak bisa mendatangkan pemain top lantaran tak punya uang.
Faktanya, seperti dikutip Bolasport.com dari CIES Football Observatory, pada selang 2010-2019, arus transfer AC Milan memunculkan angka minus 438,8 juta euro.
Artinya, AC Milan menghabiskan uang untuk berbelanja lebih banyak daripada uang yang mereka dapatkan dari penjualan pemain.
Angkanya tidak main-main, di mana minus AC Milan adalah yang paling besar di Liga Italia, bahkan lebih besar daripada Juventus (-413,7 juta euro).
Akan tetapi, kecakapan AC Milan dalam mengolah pengeluaran uang itu menjadi sebuah tim yang bisa bersaing di jalur juara tidak ada apa-apanya dibandingkan Juventus.
Sementara Juventus dalam sedekade terakhir setidaknya bisa mendominasi Liga Italia, AC Milan terus menurun dalam kurun waktu yang sama.
Salah urus pastinya terjadi di AC Milan, dari penunjukan direktur olah raga, pelatih, sampai pemilihan pemain yang direkrut.
Baca Juga: AC Milan Baru Cetak 16 Gol, Kalah dari Tim Bocah dan Perempuannya
Baca Juga: Kejebolan 5 Gol Pertama Kali Selama Karier, Gianluigi Donnarumma Menangis
Hanya itu yang bisa menjelaskan mengapa dengan pengeluaran uang yang relatif sama, Juventus bisa sukses.
Dari menyewa direktur Beppe Marotta, pelatih yang mapan dalam diri Antonio Conte dan Massimiliano Allegri, serta pemain-pemain top macam Paulo Dybala atau bahkan bisa-bisanya Juventus merekrut Cristiano Ronaldo.
AC Milan? Direktur yang dipilih hanya berdasarkan ikatan emosional dengan klub, 8 pelatih berbeda, dan deretan pemain medioker.
Mungkin presiden klub yang tidak jelas juga memberikan pengaruh.
Kesalahan AC Milan terakumulasi dari tahun ke tahun dan kekalahan dari Atalanta barangkali adalah puncaknya.
Sebetulnya ada bagusnya bagi AC Milan mengalami kekalahan memalukan seperti itu.
Pasalnya, Atalanta seperti mengajari bahwa tidak perlu biaya banyak untuk menjadi sebuah tim kuat. Termasuk tidak perlu memiliki stadion sendiri seperti Juventus.
Baca Juga: Hasil Lengkap dan Klasemen Liga Italia - AC Milan Hancur, Gattuso Akhiri Paceklik Napoli
Baca Juga: Kiamat! Terakhir Kali AC Milan Kalah 0-5 di Liga Italia, Film Armageddon Dirilis
Dalam satu dekade terakhir, arus transfer Atalanta membuahkan angka positif 71,39 juta euro.
Angka itu memperlihatkan bahwa Atalanta adalah klub yang sangat sehat.
Atalanta tidak pernah ragu menjual pemain bintangnya, tetapi itu dilakukan secara terkalkulasi.
La Dea terkenal memiliki akademi yang sangat bagus sehingga bintang yang pergi bisa digantikan oleh calon bintang yang lain.
Pemain akademi sendiri dipercaya oleh Atalanta, tidak seperti AC Milan yang dengan mudah melepas alumnus-alumnus akademi terbaiknya.
Dalam sedekade terakhir, Atalanta berkembang ke arah yang positif.
Mereka kini malah secara reguler bertarung memperebutkan posisi 4 besar klasemen Liga Italia dan sudah merasakan debut tampil di Liga Champions.
Baca Juga: Hasil Akhir Atalanta Vs AC Milan - Rossoneri Bobrok, Kalah Telak 0-5
Baca Juga: Pelatih Ancam Pemain AC Milan jika Berani Pikirkan Bursa Transfer
Atalanta mengurus timnya dengan bagus, termasuk bagaimana mengeluarkan kemampuan terbaik pemainnya.
AC Milan termasuk klub yang doyan pemain-pemain Atalanta, dalam artian sering merekrut pemain La Dea.
Namun, Giacomo Bonaventura, Franck Kessie, Mattia Caldara, dan Andrea Conti kini malah terjebak dalam mediokritas AC Milan.
Di lain pihak, Mario Pasalic yang terbuang dari AC Milan kini malah menjadi gelandang keren di Atalanta.
Tidak masuk akal? Memang tidak ada yang masuk akal dari cara kerja orang-orang di belakang AC Milan saat ini.
Kalau Atalanta bisa melakukannya dengan sumber daya yang lebih terbatas, mengapa AC Milan tidak?
Skor 0-5 barangkali bisa menjelaskan seberapa jomplangnya cara Atalanta dan AC Milan mengurus klub dan tim mereka.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar