BOLASPORT.COM - Pembalap Petronas Yamaha, Fabio Quartararo, mengatakan bahwa dia selalu berusaha untuk lupa saat dibandingkan dengan Marc Marquez.
Fabio Quartararo baru menjalani musim debutnya di kelas MotoGP dan dinilai tampil mengejutkan.
Bagaimana tidak, Fabio Quartararo mampu bercokol di urutan kelima klasemen akhir MotoGP dengan koleksi 192 poin.
Bahkan pembalap berusia 20 tahun ini bertengger di atas Valentino Rossi dan Franco Morbidelli yang notabene rekan satu timnya di Yamaha.
Baca Juga: Masa Lalu Rossi, Tidak Diizinkan Jadi Rider, Tapi Juara Dunia 9 Kali
Berkat kesuksesaan ini, Quartararo kerap disamakan dengan Marc Marquez.
Namun, dia tak mengikuti jejak debutnya Marquez yang langsung juara dunia MotoGP edisi 2013.
Selalu di compare dengan pembalap juara dunia delapan kali membuat Quartararo resah.
Bahkan Quartararo sampai harus mereset isi kepalanya untuk melupakan hal-hal yang diketahuinya jika dibandingkan dengan Marquez.
Baca Juga: Novak Djokovic Ungkap Motivasinya Kejar Rekor Milik Roger Federer
"Pada saat-saat sulit, saya bertanya pada diri saya sendiri 'mengapa Anda melakukan kesalahan?' Saya tahu bahwa itu adalah tekanan yang sering dibandingkan dengan Marc (Marquez) dan untuk memberikan kemenangan," kata Quartararo dilansir BolaSport.com dari Speedweek.
"Saya akan melupakan apa yang dikatakan orang dan menekan tombol reset di kepala saya (untuk melupakan). Di setiap momen buruk, saya bekerja keras, bahkan ketika itu sulit, dan itu membawa saya kesini.
"2016 adalah tahun yang buruk dalam hal hasil, tetapi tahun baik untuk belajar. Saya belajar tetap tenang karena setiap akhir pekan ada cerita yang berbeda dengan masalah yang berbeda juga di sepeda motor atau di tim," katanya menambahkan.
Baca Juga: Motif Terselubung Anthony Joshua Rela Bantu Tyson Fury Sparring
Sebelumnya Quartararo mengaku tak mempunya tekanan dari Yamaha untuk tampil hebat.
"Tidak ada tekanan dari tim. Mereka hanya ingin saya tetap tenang dan melakukan yang terbaik. Itu adalah salah satu yang saya perhatikan," ujar Quartararo.
"Tidak ada yang membuat saya stres atau membuat saya tertekan - semua orang bisa tenang dan melakukan pekerjaannya.
"Setelah selesai, kami bisa bersenang-senang dan tertawa bersama. Kami bisa menikmatinya di dalam dan luar area balap," ujarnya melanjutkan.
Baca Juga: ASEAN Para Games 2020 Mundur Dua bulan, Ini Target dari Indonesia
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | speedweek.com |
Komentar