BOLASPORT.COM - Di samping kesuksesannya, ada momen menakjubkan ketika Michael Scumacher menunjukkan semangat juang yang tinggi.
Tanggal 3 Januari 2020, menjadi hari ulang tahun ke-51 bagi legenda balap Michael Schumacher. Masih, di tengah kaburnya informasi soal kondisi kesehatannya.
Sudah sembilan tahun berlalu sejak kecelakaan yang membuat Michael Schumacher menderita cedera kepala serius pada Desember 2013.
Keluarga Schumacher memilih merahasiakan keadaan pembalap tersukses di ajang balap jet darat itu. Keyakinan mereka tidak goyah kendati berbagai rumor menerpa.
Kegigihan yang ditunjukkan pihak keluarga tampaknya berasal dari sikap pantang menyerah yang melekat dalam diri Schumacher.
Selain karena kesuksesannya, determinasi dan semangat juang tinggi menjadi nilai lebih yang dimiliki oleh pembalap berkebangsaan Jerman tersebut.
Berikut BolaSport.com memilih empat momen perjuangan Schumacher keluar dari situasi buruk dan meraih hasil menakjubkan:
Baca Juga: Charles Leclerc: Masa Depan F1 Bukan Hanya Saya dan Max Verstappen
1. GP Spanyol 1994
Balapan GP Spanyol di Sirkuit Catalunya menjadi salah satu demonstrasi bakat luar biasa Michael Schumacher sebagai pembalap.
Pasalnya, Schumacher berhasil finis di atas podium kendati persneling mobilnya macet dan tidak bisa pindah dari posisi gigi lima.
Situasi yang diperkirakan terjadi sebelum pit stop pertama pada lap ke-22 menghambat Schumacher memaksimalkan raihan pole position-nya.
Schumacher lantas mengubah racing line-nya dan berhasil menjaga waktu putarannya tetap kompetitif sebelum akhirnya finis sebagai runner-up.
"Awalnya sulit melewati semua tikungan dengan posisi gigi lima," ujar Schumacher selepas balap, dilansir BolaSport.com dari WTF1.
"Tetapi saya berhasil menemukan jalur yang bagus dan menjaga waktu lap saya cukup untuk bersaing dengan pembalap di belakang saya."
Baca Juga: Dokter Ahli Sebut Michael Schumacher Tak Akan Lagi Sama akibat Cedera Parah
2. GP Belgia 1995
Kendati kontroversial, kemenangan Michael Schumacher di Belgia pada 1995 dianggap sebagai salah satu momen terbaik dalam kariernya.
Schumacher start dari posisi ke-16, namun berhasil merangsek ke posisi depan untuk bersaing dengan rival terbesarnya, Damon Hill, yang juga mengincar kemenangan.
Keputusan berani untuk bertahan dengan ban slick kendati kondisi trek basah menjadi salah satu faktor kemenangan Schumacher dalam balapan itu.
Pasalnya, prediksi kru tim Schumacher terbukti tepat. Trek sempat kembali kering di tengah balapan.
Kesalahan Schumacher yang membuatnya keluar trek dan disalip oleh Hill terbayar karena sang rival harus melakukan pit stop untuk mengganti ban.
Podium teratas pada akhirnya menjadi milik Schumacher.
Namun begitu, usaha kelewat batas yang dilakukannya ketika menahan Hill ketika beradu di trek basah membuat Schumacher mendapat skors satu balapan.
Baca Juga: Jadwal Lengkap Formula 1 Musim 2020, 2 Sirkuit Baru Mulai Hadir
3. GP Malaysia 1999
Rumor menyebut bahwa Presiden Ferrari Luca Di Montezemolo heran ketika mendengar pembalapnya yang absen karena cedera kaki justru sedang bermain bola.
Hal itu diketahui Montezemolo secara tidak sengaja dari putri Schumacher ketika menelepon untuk menanyakan kondisi kaki sang pembalap setelah kecelakaan hebat di GP Inggris.
Perintah kembali ke lintasan didapat Schumacher. Ditambah, tugas membantu rekan setimnya mengunci gelar juara, sebuah tugas yang tidak disenangi oleh Schumacher.
Schumi memang membantu rekannya, Eddie Irvine, dalam balapan. Namun tidak demikian saat kualifikasi.
Pole position pertama di Sirkuit Sepang direbut Schumacher dengan keunggulan hampir satu detik dari Irvine yang menempati posisi start kedua.
Lebih dari cukup untuk membungkam suara sumbang yang meragukan kemampuan Schumacher setelah cedera yang dialaminya.
Baca Juga: Daripada Membelot ke Ferrari, Bos Mercedes Lebih Pilih Pindah ke Mars
4. GP Monaco 2012
Tidak banyak orang yang menanggapi secara serius ketika Michael Schumacher menargetkan pole position di GP Monaco 2012.
Namun ucapan Schumacher ternyata terjadi. Dia menjadi pembalap tercepat di babak kualifikasi. Sirkuit di Monte Carlo dilahapnya dalam 1 menit 14,301 detik.
"Saya sudah memberi tahu kalian saat jumpa pers kemarin," canda Schumacher kepada awak media selepas kualifikasi berakhir.
Raihan pole position itu bermakna spesial bagi Schumacher, yang saat itu berusia 43 tahun. Itu menjadi pole pertamanya sejak kembali dari masa pensiun pada 2010.
Lebih-lebih, pencapaian impresif itu didapat Schumacher di tengah tekanan akibat hasil kurang memuaskan sepanjang musim itu.
Schumacher pada akhirnya tidak dapat menikmati keuntungan start terdepan karena harus turun posisi ke urutan enam akibat penalti dari balapan sebelumnya.
Karier Schumacher di F1 tuntas pada 2012. Schumi menutup musim terakhirnya di ajang balap jet darat dengan 1 hasil podium dan 1 pole position.
Baca Juga: Jakarta Tuan Rumah Formula E, Rio Haryanto dan Sean Gelael Perlu 'SIM' untuk Tampil
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | berbagai sumber |
Komentar