BOLASPORT.COM - Mantan pembalap Formula 1 alias F1, Martin Brundle, menilai tim Red Bull Racing masih bisa kehilangan Max Verstappen jika mereka gagal memberikan mobil sesuai keinginan sang driver.
Max Verstappen memang sudah memperpanjang kontra dengan Red Bull Racing hingga akhir musim 2023.
Diberitakan BolaSport.com sebelumnya, kontrak baru yang diterima Verstappen itu membuat dia kini mendapat gaji senilai 16 juta dolar AS atau sekitar Rp 222 miliar per tahun.
Baca Juga: Pasca-terlibat Kecelakaan Maut, Kento Momota Akan Jalani Pemeriksaan CT Scan
Kabarnya, bayaran fantastis tersebut diberikan kubu Red Bull Racing demi "memagari" Verstappen dari tim-tim lain, terutama Mercedes.
Beberapa waktu belakangan, Mercedes disebut-sebut sangat ingin mendapatkan jasa Verstappen di balik kemudi jet darat mereka.
Apalagi, Mercedes juga tengah dihadapkan dengan rumor perpindahan pembalap andalan mereka, Lewis Hamilton, ke Ferrari.
Kontrak Hamilton dengan Mercedes memang akan berakhir pada pengujung musim 2020.
"Kita juga tahu, tentu saja, bahwa sering kali ada beberapa jalan keluar seperti yang sudah disepakati," kata Brundle, dilansir BolaSport.com dari Express.
"Misalnya, jika saya mendaftar lagi ke Red Bull Racing, saya harus memastikan mereka menyediakan segala yang saya butuhkan, dari segi teknis dan lainnya," ucap Brundle lagi.
Baca Juga: Indonesia Masters 2020 - Anthony Ginting Nilai Persaingan Tetap Ketat Tanpa Kehadiran Kento Momota
Menurut Brundle, musim 2020 akan menjadi kesempatan terakhir Verstappen untuk memecahkan rekor sebagai pembalap termuda yang berhasil meraih gelar juara dunia F1.
Saat ini, rekor tersebut masih dipegang Sebastian Vettel, yang menjadi juara dunia F1 saat berusia 23 tahun dan 134 hari.
Andai Max Verstappen mencapai prestasi tersebut, bisa jadi kariernya di Red Bull Racing bakal lebih panjang.
Baca Juga: Novak Djokovic Sebut Kemenangan pada ATP Cup 2020 Terlalu Istimewa
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | express.co.uk |
Komentar