BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis tunggal putri Korea Selatan, An Se-young, akan berpartisipasi pada turnamen Indonesia Masters 2020 yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, 14-19 Januari.
An Se-young menjadi pusat perhatian dunia setelah penampilannya yang menawan sepanjang kalender BWF World Tour 2019.
Tak hanya kiprahnya sebagai pebulu tangkis, netizen juga banyak memperbincangkan sisi lain dari An Se-young di antaranya tentang paras wajahnya yang dianggap mirip tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie.
"Bagaimana ya, perasaannya saya dimiripkan dengan atlet bulu laki-laki. Saya merasa kurang begitu nyaman," kata An Se-young dalam konferensi pers yang dihadiri BolaSport.com, Senin (13/1/2020).
Meski begitu, remaja berusia 17 tahun tersebut mengaku senang bisa tampil di Indonesia.
"Saya belum lama main di Indonesia jadi saya tak tahu banyak yang nge-fans dengan saya atau tidak," kata An sambil tertawa.
An Se-young akan memulai perjalanannya pada babak pertama Indonesia Masters 2020 dengan melawan rekan senegara, Sung Ji-hyun.
"Saya akan berusaha untuk meraih gelar di sini. Semoga saya bisa dengan latihan dan persiapan yang lebih giat," ucap An.
Baca Juga: Indonesia Masters 2020 - Marcus Ingin Pertahankan Gelar bersama Kevin
Selain Indonesia Masters, An juga membidik Olimpiade Tokyo 2020.
Pemain peringkat kesembilan dunia tersebut ingin memanfaatkan kesempatan yang ada dengan bisa lolos ke Olimpiade di usia yang masih belia.
"Tampil di Olimpiade adalah impian saya sejak kecil. Karena itu, saya akan berusaha keras tampil yang terbaik," ujar An.
"Tetapi, saya tidak tahu apakah saya terpilih atau tidak oleh Federasi untuk mengikuti Olimpiade. Kalau sudah diputuskan, baru saya akan menyiapkan diri," aku An.
An Se-young membuka prestasinya pada 2019 dengan menjuarai turnamen Super 300, New Zealand Open, Mei.
Baca Juga: Indonesia Masters 2020 - Anthony Ginting Nilai Persaingan Tetap Ketat Tanpa Kehadiran Kento Momota
Enam bulan setelah mengalahkan peraih medali emas Olimpiade London 2012, Li Xuerui (China) pada final New Zealand Open itu, dia mencatatkan sejarah baru dengan menjadi pemain termuda yang merebut gelar turnamen super 750.
Pada final French Open, An yang saat itu berusia 17 tahun 264 hari menumbangkan peraih emas Olimpiade Rio 2016, Carolina Marin (Spanyol).
An sudah empat kali menumbangkan pemain top yakni Tai Tzu Ying (Taiwan) yang dikalahkan pada Piala Sudirman lalu.
Pusarla Venkata Sindhu (India) An kalahkan pada babak kedua Denmark Open, lalu Akane Yamaguchi (Jepang) pada semifinal French Open.
An memasuki musim 2019 di peringkat ke-99.
Kini, dia sudah mengoleksi empat titel juara BWF World Tour. Setelah New Zealand, dia merebut gelar di dua turnamen super 100 yakni Canada Open dan Akita Masters dan French Open 750.
Padahal, di level junior, prestasi An tidak terlalu bagus. Capaian terbaiknya adalah meraih keping medali emas beregu pada Kejuaraan Asia Junior 2017.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar