BOLASPORT.COM - Petinju kelas berat Amerika Serikat, Deontay Wilder, meski terkenal kuat ternyata juga mempunyai sisi kelam juga.
Deontay Wilder, salah satu petinju kelas berat yang belum terkalahkan sampai saat ini dalam total 43 pertandingan yang sudah dilakoni.
Petinju berjulukan The Bronze Bomber ini hanya mendapati satu hasil imbang saja selama kariernya.
Itu pun didapat dari pertandingan kontra Tyson Fury pada 1 Desember 2018.
Baca Juga: Kecam Andy Ruiz, Dillian Whyte: Coklat Lebih Penting Daripada Tinju
Bahkan Wilder sudah menyalip rekor milik Mike Tyson yang mempunyai catatan unbeaten selama 37 pertarungan.
Kendati terkenal mempunyai catatan impresif dan tangguh, dia juga punya kisah masa lalu yang berat.
Wilder mengatakan kepada Yahoo Sport bahwa putrinya yang dilahirkan dengan spina bifida pada tahun 2005 memiliki dampak besar pada kesehatan mentalnya.
Spina bifida yaitu cacat lahir di mana sumsum tulang belakang bayi gagal berkembang dengan baik.
Baca Juga: Uang Jadi Alasan Duel Joshua Kontra Fury Diadakan di Arab Saudi
Akibat hal tersebut, dia mengalami depresi.
"Kita semua mempunyai kisah masa lalu kita, kita semua datang dari suatu tempat untuk menjadikan kita seperti sekarang ini," kata Wilder menceritakan tentang kisah depresi masa lalunya yang dikutip BolaSport.com dari Sportbible.
"Pada usia 19 dan 20, saya mengalami banyak kesulitan dalam hidup saya - saya mempunya seorang putri yang lahir dengan spina bifida juga - dan itu cobaan bagi pria muda yang tinggal di dunia ini.
"Saya selalu memiliki tujuan besar dan impian besar, pola pikir saya selalu tentang menjadi seorang raja, tetapi terkadang hidup dapat menjatuhkan Anda," ucap Wilder.
Baca Juga: Reaksi Tim Conor McGregor Dituding Menang Setingan Atas Donald Cerrone
Karena depresi, Wilder sempat berpikir untuk bunuh diri.
"Saya punya pistol di pangkuan saya, dan saya memang berpikir untuk bunuh diri, jika Anda melakukan ini, Anda tidak perlu khawatir tentang hal lain, dan hal-hal dalam hidupmu yang terjadi," ucap Wilder.
Petinju berusia 34 tahun ini kemudian berpikir mengenai dampak-dampak ketika melakukan bunuh diri.
"Anda tidak memikirkan apa dampaknya bagi keluarga, anak, anak-anak Anda, dan sebagianya lalu seterusnya," tutur Wilder.
"Dalam keadaan pikiran seperti itu, Anda menjadi egois. Anda memikirkan rasa sakit dalam dan rasa sakit luar yang Anda rasakan saat itu juga," ujarnya melanjutkan.
Baca Juga: Praveen/Melati Diminta Perbaiki Komunikasi Jelang Olimpiade 2020
Saat ini Wilder tengah bersiap untuk melawan Tyson Fury dalam rematch di MGM Grand Arena, Las Vegas, Nevada, Minggu (22/2/2020).
Sebelumnya, sang lawan, Tyson Fury dahulu juga menderita masalah kesehatan mental.
Dia pun harus berjuang selama tiga tahun untuk bisa menyembuhkan masalah tersebut dari hidupnya.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | sportbible.com |
Komentar