BOLASPORT.COM - Asmarani Dongku, siswi kelas VI sekolah dasar, menangis ketika lomba maraton yang ia menangi tidak memberikan hadiah yang diharapkan.
Asmarani Dongku merupakan siswi kelas VI di Sekolah Dasar dari Desa Pandiri, Kecamatan Lage, Kabupaten Poso.
Asmarani berhasil menjadi yang tercepat tatkala mengikuti lomba maraton 21 kilometer bersama 40 peserta lainnya.
Akan tetapi bukan rasa sukacita yang Asmarani rasakan setelah mencapai garis finis. Gadis belia tersebut justru menangis karena tak hadiah yang diharapkan.
"Saya menangis, capek, dan tidak ada hadiahnya," kata Asmarani, dilansir BolaSport.com dari Antaranews.com.
"Di finish baru dibilang tidak ada hadiahnya. Kalau saya tahu tidak ada hadiahnya, saya tidak akan ikut pak," tambah Asmarani.
Asmarani berasal dari keluarga yang sederhana. Dia tertarik mengikuti lomba yang digelar oleh Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sulawesi Tengah karena ajakan tetangga.
Asmarani menuturkan bahwa berkaca dari pengalamannya, selalu ada hadiah berupa uang tunai dari lomba lari yang diikutinya.
Baca Juga: Balapan Formula 1 Jepang Musim 2020 Akan Dimajukan Satu Jam
Kepala Dinas PU Sulteng, Saifullah Djafar, memberikan klarifikasi. Dia mengatakan bahwa lomba lari memang tidak ada hadiahnya.
Lomba lari maraton tersebut merupakan acara syukuran atas selesainya pekerjaan peningkatan jalan Kelurahan Lawengan, Toyado.
Pemenang lomba hanya diberikan medali sebagai tanda keikutsertaan dalam acara tersebut.
"Jadi sejak awal kita sudah sampaikan, bahwa acara ini tanpa hadiah dan gratis," ucap Saifullah.
"Kemungkinan anak itu mendaftar tanpa diberikan informasi bahwa lomba itu tidak ada hadiahnya hanya medali," imbuhnya.
Baca Juga: Kejuaraan Beregu Asia 2020 - Tim Putri Indonesia Tetap Bidik Posisi Juara Grup
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | antaranews.com |
Komentar