BOLASPORT.COM - Wakil Presiden Kesehatan Atlet UFC, Jeff Novitzky, mengatakan bahwa petarung seni bela diri campuran alias mixed martial arts (MMA) asal Amerika Serikat, Jon Jones, menjadi atlet yang paling banyak menjalani tes narkotika pada tahun 2019.
Jon Jones merupakan salah satu bintang UFC yang prestasinya sangat menakjubkan.
Untuk saat ini Jones berhasil menjadi yang terbaik di kelas light heavyweight dan menempati peringkat pertama kategori pound for pound.
Namun, kegemilangan Jones itu tidak membuat dia menjadi sosok yang sempurna tanpa cela.
Narkotika merupakan salah satu momok yang menghambat karier Jones.
Pada tahun 2016, Jon Jones dinyatakan gagal tes narkotika oleh agensi anti doping Amerika Serikat (AS), USADA, saat hendak bertarung melawan Daniel Cormier.
Alhasil, duel antara dia dan Cormier pun dibatalkan dan Jones menjadi salah satu atlet yang paling diwaspadai USADA.
Baca Juga: Jon Jones Sebut Israel Adesanya Tak Layak Jadi Lawan Duelnya
Sepanjang tahun ini, Jones diuji sebanyak 42 kali oleh USADA.
Dilansir BolaSport.com dari bjpenn.com, jumlah tes itu menjadi jumlah tes narkoba terbanyak dalam satu tahun yang pernah dijalani oleh seorang atlet.
"Pada tahun 2019, @JonnyBones harus melakukan 42 tes narkotika yang diadakan oleh USADA, CSAC, dan Nsac," tulis Novitzky dalam akun twitternya.
Baca Juga: Priska Terima Bonus Usai Harumkan Nama Indonesia pada Australian Open Junior
"Dalam pengalaman 20 tahun saya di dunia anti doping, ini adalah jumlah terbanyak seseorang melakukan tes anti doping selama setahun," tulis dia lagi.
Jon Jones akan kembali bertarung pada UFC 247 melawan petarung AS, Dominic Reyes, pada 9 Februari 2020.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | bjpenn.com |
Komentar