BOLASPORT.COM - Pengamat MotoGP, Carlo Pernat, mempunyai alasan Honda bisa seperti Ducati ketika ditinggal Marc Marquez.
Kontrak Marc Marquez bersama Honda akan habis pada akhir tahun ini.
Sampai saat ini, Marc Marquez, masih belum memberi kepastian kepada Honda terkait masa depannya.
Alberto Puig, bahkan tidak berani mendesak rider berusia 26 tahun itu untuk secepat mungkin memutuskan masa depan.
Baca Juga: Hasil Kejuaraan Beregu Asia 2020 - Shesar Bawa Indonesia Unggul 4-1 atas Korea Selatan
Sang manajer Repsol Honda itu menilai tidak ada urgensi untuk memburu tanda tangan Marquez dalam waktu dekat.
Di sisi lain, Carlo Pernat kemudian mengingatkan peristiwa penting ketika Ducati selalu gagal juara setelah Casey Stoner hengkang kepada Honda.
Menurutnya, saat itu, Ducati dirancang memang tampak lebih mudah dikendarai oleh Stoner sewaktu menjadi pembalapnya.
Pernat merasa selain Stoner, tidak ada orang lain yang mampu menunggangi motor tim asal Italia itu.
Baca Juga: Hasil Kejuaraan Beregu Asia 2020 - Fajar/Rian Pastikan Kemenangan Indonesia atas Korea
"Situasi Honda ini bagi saya tampak seperti pada Ducati ketika dia memiliki Stoner. Motornya (didesain) untuk Stoner yang merupakan pembalap tercepatnya, tetapi tidak ada seorang pun yang mampu mengendarainya," kata Pernat dilansir BolaSport.com dari Tuttomotoriweb.
Pria kelahiran Genoa itu menambahkan tentang persamaan antara kondisi Honda dan Ducati di masa lalu saat ada Stoner.
"Ducati sesuai kenyataannya justru membuat motor seperti Stoner ketika gagal menang lagi," ucap Pernat.
"Hal yang sama terjadi pada Honda. Jika Marquez pergi, orang-orang Jepang itu benar-benar menjadi lumpur.
"Bukan hanya pembalap (yang hilang), tetapi juga karena motor sudah didesain seperti itu untuk Marc Marquez, bahkan membuat Lorenzo dalam krisis," ucapnya melanjutkan.
Baca Juga: Hasil Kejuaraan Beregu Asia 2020 - Fajar/Rian Pastikan Kemenangan Indonesia atas Korea
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | tuttomotoriweb.com |
Komentar