BOLASPORT.COM - Kemenpora, Zainudin Amali angkat bicara masalah kerusuhan antara Bonek dan Aremania yang terjadi di Blitar.
Bonek dan Aremania telah terkenal dengan rivalitas yang terbangun selama bertahun-tahun.
Bertemunya Persebaya Surabaya dengan Arema FC di semifinal Piala Gubernur Jatim 2020, memberikan kesempatan kedua suporter saling berhadapan.
Sejatinya pertandingan yang dilangsungkan di Stadion Soeprijadi, Kota Blitar, telah dijadwalkan akan digelar tanpa penonton.
Hal tersebut diputuskan panitia pelaksana untuk mengantisipasi pertemuan kedua suporter.
Namun walau dimainkan tanpa penonton, para pendukung kedua tim tetap datang ke kota Blitar.
Akhirnya hal yang tak diinginkan pun benar-benar terjadi.
Baca Juga: Animo Peserta Bagus, Pesepak Bola Jepang ini Janji Lanjutkan Laga Amal Lagi
Ketika kedua kelompok bertemu, bentrokan tak dapat dihindarkan.
Insiden tersebut terjadi jelang laga Persebaya Surabaya dan Arema FC dimulai.
Dilansir BolaSport.com dari Tribun Kaltim, menanggapi kerusuhan yang terjadi, Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudi Amali, akhirnya buka suara.
Zainudin berpendapat, bentrokan itu bukan lagi sekedar fanatisme suporter kedua tim tetapi telah menjurus ke ranah kriminal.
"Kita harus segera cari apa sesungguhnya yang terjadi di antara kedua pendukung ini," kata Zainudin.
"Jadi ini bukan lagi fanatisme, tapi sudah di luar itu," imbuhnya.
"Nah, kalai sudah begitu sudah masuk ke area kriminal," tegas Zainudin.
Baca Juga: Garuda Select Menang Telak Atas Huddersfield U-18, Bagus Kahfi Cetak Dua Gol
Zainudin pun berharap pihak-pihak yang berwenang segera melakukan pengusutan, dan mencari dalang di balik peristiwa itu.
"Saya kira aparat penegak hukum sudah harus masuk," ucap Zainudin.
Lebih lanjut lagi, Zainudin kejadian seperti ini tak akan terulang kembali untuk kedepannya.
Sebab Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021.
"Karena kita kan 2021 menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, dan Jawa Timur salah satu tempat yang dinominasikan sebagai salah satu tempat penyelenggaranya,"
"Kalau seperti ini membuat orang tidak nyaman," tutur Iriawan.
Editor | : | Dimas Wahyu Indrajaya |
Sumber | : | Tribun kaltim |
Komentar