BOLASPORT.COM - Suporter Persebaya Surabaya, Bonek, menilai Piala Gubernur Jatim 2020 diselenggarakan secara amatir karena sering berganti keputusan.
Penyelenggaraan Piala Gubernur Jatim 2020 kembali menghadirkan perubahan terkait lokasi pertandingan final antara Persebaya Surabaya dan Persija Jakarta.
Seperti diketahui, penyelenggara turnamen tersebut memutuskan untuk memindahkan pertandingan final dari Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, ke Stadion Gelora Delta, Sidoarjo.
Pihak penyelenggara juga mengubah jam tayang dari pukul 19.30 WIB menjadi 15.30 WIB.
Pemindahan itu dilakukan menyusul keputusan dalam rapat koordinasi pengamanan (rakorpam) yang dilakukan di Polda Jatim, Rabu (19/2/2020).
Baca Juga: PP Perbasi Siap Sukseskan Penyelenggaraan FIBA Asia Qualifier
Sebelumnya, pemindahan lokasi pertandingan juga sempat dilakukan oleh panitia Piala Gubernur Jatim 2020 dalam semifinal antara Persebaya dan Arema FC.
Laga yang sedianya dilaksanakan di Stadion Kanjuruhan, Malang, kemudian dipindahkan ke Stadion Soeprijadi, Blitar.
Seringnya pihak panitia Piala Gubernur Jatim 2020 berganti keputusan mengundang banyak tanya dari suporter Bajul Ijo, Bonek.
Koordinator Bonek Green Nord, Husin Ghozali, menilai Asprov PSSI Jatim selaku penyelenggara tidak bisa bersikap profesonal.
Menurut pria yang akrab disapa Cak Cong itu, turnamen ini bahkan diselenggarakan secara amatir dan tergesa-gesa.
"Piala Gubernur ini terkesan amatir dan tergesa-gesa serta dipaksakan mulai dari awal terselenggaranya," kata Cak Cong dikutip Bolasport.com dari Surya.
"Saya kira Asprov (PSSI Jatim) belum paham pengelolaan turnamen yang sebenarnya," ucap Husin saat ditemui di kediamannya, Rabu (19/2/2020).
Menurutnya, pihak penyelenggara masih memiliki pekerjaan rumah besar yang harus segera diselesaikan.
Hal itu berkaitan dengan pembangunan komunikasi dengan pihak-pihak terkait dalam gelaran Piala Gubernur Jatim 2020.
Baca Juga: Harapan Eks Pemain Niac Mitra untuk Persebaya Surabaya Jelang Liga 1 2020
"Faktor komunikasinya tidak ada antara panpel, asprov dan pihak pengelola stadion. Tidak ada komunikasi, jadi saya kira pihak Asprov yang dipertanyakan kredibilitasnya," katanya mengakhiri.
Di sisi lain, Asprov PSSI Jatim menjelaskan bahwa pemindahan venue final Piala Gubernur Jatim 2020 dari Stadion GBT ke Stadion Gelora Delta bukan merupakan buntut dari kerusuhan Bonek dengan Aremania.
Pemindahan itu disebabkan terutama oleh alasan teknis di Stadion Gelora Bung Tomo.
Menurut perwakilan Asprov PSSI Jatim, Amir Burhanuddin, laga terpaksa dipindahkan karena stadion kebanggaan masyarakat Surabaya itu masih berada dalam tahap perbaikan.
Baca Juga: Cal Cructhlow Sebut Data Telemetri Milik Marc Marquez Tak Berguna
"Sesuai rakorpam ada simulasi yang sudah disepekati, kalau Persebaya lolos ke Stadion GBT dengan panpel Persebaya, kalau Arema FC maka akan digelar di Kanjuruhan dengan panpel Arema," ucap Amir.
"Tetapi dari rakorpam, Stadion GBT tak bisa dipakai karena lapangannya dalam perawatan. Dalam waktu cepat kami berkoordinasi dengan stadion terdekat, yakni Stadion Gelora Delta dan ternyata bisa dipakai."
"Lalu diputuskan menggelar final Persija versus Persebaya di Stadion Gelora Delta. Ada perubahan jam tayang, yang semula 19.30 WIB, atas dasar pertimbangan segala hal menjadi 15.30 WIB," katanya mengakhiri.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | surabaya.tribunnews.com |
Komentar