BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis ganda putri Indonesia, Greysia Polii, sempat berpikir pensiun setelah Olimpiade Rio 2016.
Saat itu, Greysia Polii masih bertandem dengan Nitya Krishinda Maheswari.
Bersama Nitya, Greysia Polii meraih titel pada Thailand Open 2013, Taiwan Open 2014, hingga keping medali emas Asian Games 2014.
"Dalam prosesnya, Nitya cedera sehingga harus operasi dan harus istirahat cukup lama. Itu membuat saya bertanya juga, apakah stop sampai di sini karena saya mulai memikirkan kehidupan pribadi," kata Greysia kepada BolaSport.com di pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta.
"Saya berpikir (karier) saya sudah cukup. Ini yang sudah Tuhan kasih dan bisa saya terima dengan legowo. Saya sudah siap kalau memang tidak lanjut, ya sudah," aku Greysia.
Pemain berusia 32 tahun tersebut juga sudah siap mengakhiri karier bulu tangkisnya setelah 2017.
"Tetapi, saya tidak tahu kenapa, tiba-tiba pada saat bersamaan Apri (Apriyani Rahayu) masuk pelatnas. Pelatih melihat saya masih bisa main," ucap Greysia.
Baca Juga: Sulitnya Tim Bulu Tangkis Indonesia Dapat Visa untuk Ikuti Turnamen
"Intinya saya disitu sebelum meninggalkan pelatnas, ingin menjadi teman sparring dulu untuk adik-adik saya. Saya melihat perkembangan selama setahun (2017). Mau coba saja sambil berolahraga dan mempersiapkan kehidupan di luar," ujar Greysia.
"Siapa tahu mereka bisa bangkit setelah saya. Nitya sedang istirahat, masak tiba-tiba saya berhenti. Gapnya terlalu jauh. Jadi, pada akhirnya pikiran saya ya sudahlah."
Greysia bertandem dengan Apriyani sejak Mei 2017.
Dalam rentang waktu tersebut, Greysia/Apriyani telah menorehkan sederet prestasi yakni juara French Open 2017, Thailand Open 2017, dan India Open 2018.
Greysia/Apriyani juga meraih medali perunggu Asian Games 2018, medali emas SEA Games 2019, dan medali perunggu Kejuaraan Dunia pada 2018 dan 2019
"Ternyata saya bisa juara dengan Apri. Saat itu, sudah ada Anggi/Ketut, Della/Rizki. Kenapa saya tidak dipartnerkan dengan salah satu dari mereka? karena koh Didi (Eng Hian, pelatih kepala ganda putri Indonesia) dan Mas Chafidz (Yusuf, asisten pelatih) memilih saya sekalian bermain dengan junior."
Baca Juga: Fajar/Rian Didorong untuk Bisa Juara pada All England Open 2020
"Adanya Apriyani yang diperkirakan bisa nyambung dilihat dari latihan. Anaknya semangat, positif, dia mau maju, ya sudah dipartnerkan eh juara," ujar perempuan kelahiran 11 Agustus ini.
"Saya bilang ini takdir hidup. Setelah juara, pelatih mulai bertanya bagaimana Greys kelihatannya kamu ini nih. Saya jawab maksudnya apa? Saya mencoha hingga Asian Games 2018. Di luar ekpektasi saya bisa lanjut sampai sekarang," aku Greysia.
Greysia selanjutnya mulai fokus berlatih dan berbicara dengan Apriyani soal waktunya yang tidak lama jika mereka akan berpartner.
"Saya bilang punya planning seperti ini bla bla bla, kamu mau tidak?kalau mau begini, kalau tidak saya membantu kamu saja," ujar Greysia.
"Maksudnya, saya tidak hanya ingin membantu dia saja, tetapi yang lain juga. Apri mau, dan ya sudah akhirnya, kami jalani. Semula, target kami baru 2018 bisa bersaing dengan top level karena kami belum punya ranking."
Baca Juga: Susy Susanti Utamakan Kesehatan Atlet di Tengah Isu Penundaan Olimpiade 2020
"Saya berpikir maksudnya apa ya Tuhan? pada akhirnya saya berpikir oke jalani dengan ada target dan tujuan."
Greysia kembali fokus berlatih dan berkomitmen melanjutan kemitraannya bersama Apriyani hingga Olimpiade Tokyo 2020.
"Saya juga legowo kalau memang terus dan lanjut saya akan kasih 100 persen bahkan 1000 persen," ucap Greysia.
"Jadi, saya komitmen dan kami semua komitmen untuk mendukung satu sama lain sampai sekarang."
Greysia/Apriyani membuka kalender kompetisi 2020 dengan meraih dua titel yakni Indonesia Masters dan Bercelona Spain Masters. Greysia/Apriyani kini menduduki peringkat kedelapan dunia.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar