"Saya menghabiskan waktu bersama keluarga, orang tua, pergi ke masjid, berdoa, dan puasa. Tentu saja, kami berlatih," katanya menambahkan.
Nurmagomedov memilih mengambil risiko untuk menggelar pertandingan demi menghindari bahaya cedera.
"Ini sangat sulit dan sangat berbahaya juga. Sepanjang hari, Anda tidak minum dan tidak makan," tutur Nurmagomedov.
"Cedera bisa datang. Itu sebabnya kami tidak melakukan terlalu banyak kontak fisik dan tanpa latih tanding. Itu masih sulit," tuturnya menambahkan.
Baca Juga: Fabio Quartararo Nilai Penundaan MotoGP Bisa Pengaruhi Mental Pembalap
Petarung asal Dagestan juga tidak serta merta langsung menerima tawaran bertanding sesudah Ramadan. Proses pemulihan fisik menjadi alasannya.
"Setelah Ramadan, kami membutuhkan minimal 45 hari untuk prima," ucap Nurmagomedov.
"Kami bersaing di tingkat tinggi, dan itulah sebabnya kami harus memperhatikan semuanya," imbuh petarung dengan rekor tak terkalahkan itu.
Nurmagomedov merupakan pemegang sabuk juara lightweight UFC setelah mengalahkan Al Iaquinta pada April 2018.
Sesudahnya The Eagle telah berhasil mempertahankan titelnya sebanyak dua kali, yaitu dari Conor McGregor dan Dustin Poirier.
Baca Juga: Perang Kata Satire Ala Khabib Nurmagomedov dan Conor McGregor
Baca Juga: All England Open 2020 - Hasil Undian Lengkap Para Wakil Indonesia
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | MMAjunkie.com |
Komentar