BOLASPORT.COM - Apa yang perlu dilakukan dan kapan sebaiknya kompetisi sepak bola Indonesia kembali bergulir pasca pandemi virus corona.
Indonesia turut merasakan pandemi virus corona yang membuat kalender sepak bola dunia berantakan.
Padahal, tak seperti musim-musim sebelumnya, jadwal kompetisi tertinggi sepak bola Indonesia untuk musim 2020 terlihat menjanjikan.
Bandingkan saja dengan musim lalu, saat Liga 1 2019 baru dimulai pada pertengahan Mei.
Hal itu yang membuat klub-klub harus bertanding tiga hari sekali agar musim bisa selesai sebelum tahun berganti.
Pada musim 2020, sepak mula yang digelar akhir Februari lebih dini digelar dibandingkan beberapa musim belakangan, menimbulkan efek domino dalam artian positif.
PSSI mulai bisa menyisakan slot untuk pertandingan timnas Indonesia di level Internasional, paling tidak untuk jadwal bulan Maret ini.
Pada musim lalu, jadwal liga seringkali berjalan tak beriringan dengan kalender Internasional, sehingga timnas Indonesia menjadi tumbal.
Musim 2020 juga direncanakan rampung pada pekan terakhir Oktober sehingga menyisakan cukup waktu untuk mempersiapkan timnas Indonesia menuju Piala AFF 2020.
Kita tentu tak ingin mengulang situasi Piala AFF 2016.
Saat itu timnas asuhan Alfred Riedl hanya bisa diperkuat dua pemain dari masing-masing klub karena liga masih berlangsung.
Akan tetapi, jadwal musim 2020 yang menarik dan tinggal ditunggu implementasinya itu ternyata tak bisa melaju mulus.
Adalah Covid-19, pandemi yang hingga berita ini ditulis mampu membuat mayoritas liga-liga sepak bola dunia menutup etalase.
Lebih dari 400 ribu orang terinfeksi, 18 ribu orang meninggal dunia, dan hampir sekujur bola dunia menjalani karantina.
Kita tentu perlu bersikap optimis, bahwa umat manusia mampu selamat dari pandemi mematikan, sebagaimana kita mampu bertahan dari berbagai macam wabah di masa lalu.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 Ditunda, Chan/Goh Bisa Kehilangan Sponsor
Oleh karena itu, stakeholder dari berbagai lini kehidupan sudah berancang-ancang memencet tombol restart.
Seperti studio film yang sudah mengatur ulang banyak box office, atau kepanitiaan event besar yang mulai mencari tanggal pengganti.
Penyelenggara kompetisi sepak bola di seluruh dunia juga dituntut berpikir keras.
Bagi liga yang membelah tahun masehi seperti di Eropa sehingga tinggal menyisakan beberapa pekan pungkasan, keputusan tentang bagaimana mengakhiri musim menjadi bahan perdebatan.
Baca Juga: Cara Unik Klub-klub Liga 1 yang Ajak Fansnya Lawan Virus Corona
Sementara banyak liga bahkan tidak bisa memastikan apakah liga bisa berlanjut.
Otoritas di Inggris dan Jerman menaruh 30 April sebagai batas akhir penghentian liga.
Adapun kalender sepak bola Asia yang menyesuaikan tahun masehi malah baru memulai liga, atau bahkan belum sempat sepak mula.
Selain konsekuensi finansial yang bisa membuat banyaK klub perlu menyesuaikan neraca keuangan, penjadwalan ulang di belahan bumi ini barangkali lebih mudah dilakukan karena kompetisi belum mencapai titik didih.
Baca Juga: Ronaldo, Messi, dan Daftar Pemain yang Beramal Melawan Virus Corona
Termasuk pula di Indonesia.
PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) punya banyak kemungkinan yang bisa diekspektasikan.
Opsi pertama yang perlu diusahakan adalah diplomasi internasional.
Kita tahu AFF akan menggelar edisi baru kejuaraan antar klub Asia Tenggara, dan bisa dikatakan, kompetisi itu jadi yang paling mudah untuk “disingkirkan”.
Mengingat semua liga di Asia Tenggara sudah terdampak pandemi Covid-19.
Semua negara bisa memikirkan penundaan kejuaraan tersebut agar klub-klub tertentu tak memiliki jadwal lebih padat.
Itu semata agar klub-klub mencurahkan fokus ke kompetisi domestik.
Baca Juga: Langkah Deontay Wilder Ajukan Duel Ulang Lawan Tyson Fury Dikecam
Diplomasi tersebut ada baiknya membahas Piala AFF 2020 pula.
Merujuk pada sikap UEFA yang mau menunda Euro 2020 hingga setahun agar kompetisi di Eropa bisa dirampungkan, tentu AFF boleh meniru langkah tersebut dengan memindah pelaksanaan Piala AFF ke kalender 2021.
Sesudah agenda Internasional menjadi terkurangi, kompetisi lokal pun tak mendapat terlalu banyak distraksi.
Cukup sulit merencanakan sesuatu yang tak bisa kita kontrol, tetapi PSSI perlu memberi kejelasan pada status penundaan kompetisi yang sekarang disampaikan dengan “hingga batas waktu yang tidak ditentukan”.
Baca Juga: Skuad dengan Nilai Pasar Rp67 Miliar, Ini Pemain Asing Termurah dan Termahal di Persebaya
Tentu saja, kurva persebaran pandemi Covid-19 di Indonesia masih cenderung menanjak.
Jadi, pemerintah belum akan merekomendasikan pelaksanaan kompetisi dalam waktu dekat.
Namun kita bisa menengok rencana menghelat liga setelah tanggal 30 April di Inggris atau Jerman, terlebih pada saat itu jadwal bisa di-restart menyesuaikan awal bulan Ramadhan.
Kemungkinan lebih buruk, bila pandemi malah akan memasuki masa puncak di bulan April, opsi paling cepat adalah memulai liga setelah Hari Raya Idul Fitri.
Baca Juga: Satu Faktor Penghalang Harry Kane Gabung ke Manchester United
Mengacu pada jadwal pada saat ini, Liga 1 2020 akan melangsungkan pekan ke-11 sesudah cuti bersama hari raya umat Islam itu.
Perihal apakah liga akan dimulai sesuai jadwal pekan ke-4, melompat ke pekan ke-11, perombakan total jadwal, hingga kapan tujuh pekan yang tertunda akan disisipkan, seharusnya bisa diatasi PT LIB dan diterima klub dengan mengutamakan asas force majeur.
Berbagai kemungkinan di atas bersandar pada landasan optimisme bahwa kita akan mempunyai cukup sumber daya untuk menyelenggarakan liga ketika semua ini usai.
Skenario terburuk, kompetisi musim ini bisa saja dianggap null and void, dianggap hangus, dan sepak bola dunia dipaksa menghapus musim 2020 dari ingatan.
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar