BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis ganda putra Denmark, Mads Conrad-Petersen, yang pernah menjadi salah satu rival berat Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo berencana pensiun setelah Piala Thomas 2020 di Aarhus, Denmark, 15-23 Agustus.
Mads Conrad-Petersen ingin menutup kiprahnya sebagai pebulu tangkis dengan merebut Piala Thomas saat turnamen beregu bergengsi itu digelar di negaranya sendiri.
Denmark terakhir kali mengangkat trofi Piala Thomas pada 2016.
Mads Conrad-Petersen mengumumkan niatnya gantung raket setelah Piala Thomas adalah sebuah keputusan yang menunjukkan bahwa dia sudah menyerah dalam upaya lolos ke Olimpiade Tokyo 2020 bersama tandemnya saat ini, Mathias Boe.
Federasi Bulu Tangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF) baru-baru ini mengisyaratkan bahwa proses kualifikasi yang ditangguhkan saat ini dapat diperpanjang.
Ada beberapa harapan bagi pasangan ini untuk menyalip rekan senegaranya Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen dalam klasemen race to Tokyo.
Petersen/Boe masih punya peluang karena mereka sekarang menduduki perigkat ke-18 dunia atau hanya tujuh anak tangga di bawah Astrup/Rasmussen.
Baca Juga: BWF Jawab Kritikan Pebulu Tangkis Dunia soal Penanganan Turnamen Saat Pandemi Covid-19
Suatu negara bisa mengirim dua wakil jika keduanya berada di peringkat delapan besar dunia.
Namun, Petersen yakin bahwa waktu yang tepat baginya untuk pensiun adalah pada Piala Thomas yang akan menjadi kali keempat dia masuk dalam tim Piala Thomas Denmark.
Peterseb adalah bagian dari tim yang merebut gelar Piala Thomas pertama bagi Denmark saat berlangsung di Kunshan, China, pada 2016, selain sebagai semifinalis pada Piala Thomas 2012 di Wuhan (China) dan Piala Thomas 2018, Bangkok (Thailand).
"Saya benar-benar yakin untuk sementara waktu dan saya sangat bahagia dan santai sejak keputusan itu. Saya tahu itu keputusan yang tepat," kata Petersen dilansir BolaSport.com dari The Star.
"Saya benar-benar ingin mengakhiri karier dengan pencapaian tinggi dan saya ingin pensiun dengan gelar Piala Thomas di rumah sendiri."
Sebelum bertandem dengan Boe, Petersen dipasangkan dengan Jonas Rasmussen, Rasmus Bonde dan Mads Pieler-Kolding.
Baca Juga: BWF Perlu Pastikan Kapan Peringkat Dunia Dibuka Setelah Olimpiade 2020 Diundur
Dia terkenal karena kombinasinya dengan Kolding dari 2008-2018 yang membuat mereka mencapai peringkat karier terbaik yakni nomor ke-4 dunia pada Mei 2018 dan meraih gelar pada Kejuaraan Eropa 2016.
Dengan Kolding, mereka mengalahkan beberapa rival teratas di masa lalu seperti Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (Korea Selatan), Koo Kien Keat/Tan Boon Heong (Malaysia), dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (Indonesia).
"Saya telah memiliki banyak momen luar biasa selama karier saya. Saya sangat bahagia dan bangga dengan apa yang telah saya capai bersama mitra saya selama bertahun-tahun," ucap pria berusia 32 tahun ini.
"Banyak pasang surut yang saya alami. Tetapi jujur saja, momen kemenangan, perasaan mencapai level tertinggi muncul di kepala saya."
"Bertarung melawan pemain terbaik dunia, mengalahkan (hampir) semua pemain dan menjadi kompeten sangat menakjubkan," aku Petersen.
Petersen menyebutkan bahwa pendapatan yang menurun karena kurangnya hasil dan waktu yang dihabiskan jauh dari keluarga adalah salah satu alasan yang mendorongnya untuk pensiun.
Baca Juga: PV Sindhu Ikut Berdonasi untuk Melawan Virus Corona di India
"Dalam banyak hal, bulu tangkis juga keras kepada saya," katanya.
"Penghasilan meningkat ketika menang, turun secara dramatis ketika kalah dan bepergian lebih dari 120 hari setahun. Jauh dari keluarga juga merupakan kombinasi yang sulit bagi saya," ucap Petersen yang sedang menantikan kelahiran buah hati keduanya.
Pada 24 November 2018, Petersen sempat mengaku ingin rehat sejenak dari timnas bulu tangkis Denmark.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | The Star |
Komentar