BOLASPORT.COM - Pelatih PSM Makassar, Bojan Hodak. menyebut ada masalah denga liga Indonesia ketika PSSI menghimbau klub hanya bayar 25 persen gaji pemain.
Menurut Bojan, masalah timbul karena dalam memutuskan mengenai besaran gaji pemain di sini PSSI tak mendiskusikan terlebih dahulu dengan asosiasi pemain.
Sejatinya dengan adanya himbauan tersebut PSSI bertujuan untuk meringankan beban klub.
Pasalnya tercatat sejak 16 Maret 2020, kompetisi sepak bola di Indonesia resmi dihentikan untuk sementara karena adanya pandemi covid-19.
Akan tetapi menurut Bojan, keputusan tersebut seharusnya juga didiskusikan dengan para pemain.
Karena terkait hal ini, pemain yang akan merasakan secara langsung kebijakan tersebut.
"Ada masalah di liga Indonesia sekarang," kata Bojan dilansir BolaSport.com dari Tribun Makassar.
"PSSI mengumumkan bahwa semua tim diizinkan untuk membayar maksimal hanya 25 persen dari gaji pemain selama dua bulan ke depan, yang aneh adalah bahwa itu tidak didiskusikan dengan asosiasi yang mewakili pemain dan pelatih," jelas Bojan.
Baca Juga: PSIS Semarang Kenang Hasil Manis Saat Bertemu PSS Sleman
Sementara itu, Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) sebelumnya juga telah melakukan protes terlebih dahulu kepada PSSI terkait penentuan gaji pemain.
Melalui kuasa hukumnya, Riza Hufaida, APPI menyebut keputusan yang diambil PSSI akan sangat merugikan bagi para pemain.
Riza berharap seharusnya mengenai besaran gaji pemain mesti didiskusikan terlebih dahulu dengan pihak yang terkait.
"Kalau lebih adilnya berapa persennya itu tergantung dengan negosiasi atau pembicaraan dengan para pihak," ucap Riza.
Baca Juga: Persipura Tidak Batasi Pola Makan Pemain Selama Libur Kompetisi
Lebih lanjut lagi, Riza bahkan menganggap keputusan yang telah diambil PSSI telah melampaui kewenanganya.
"Kan kalau gini PSSI menjadi sewenang-wenang dan melampaui kewenangannya, apa hak PSSI terhadap kontrak pemain ini dan menentukan batas klub boleh membayar maksimal 25 persen sangat merugikan pemain," tegas Riza.
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | tribun makassar |
Komentar