BOLASPORT.COM - Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Angkat Berat, Binaraga, dan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABBSI), Djoko Pramono, mengatakan pihaknya menghadapi tantangan menjaga atlet dari rasa jenuh.
Cabang olahraga angkat besi tidak luput terkena dampak pandemi COVID-19.
Sejumlah ajang pertandingan sudah dihentikan, termasuk turnamen yang termasuk dalam kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.
Apalagi, Olimpiade Tokyo sendiri sudah pasti mundur satu tahun dari jadwal semula menjadi digelar pada 23 Juli-8 Agustus 2021.
Dalam rapat virtual dengan NOC Indonesia dan Kemenpora, Jumat (3/4/2020), Djoko Pramono mengatakan mundurnya Olimpiade memunculkan tantangan tersendiri untuk PB PABBSI.
"Hal yang bisa merugikan adalah pelatih punya pekerjaan baru untuk membuat suasana latihan tidak membosankan. Ini situasi yang berat untuk memberi semangat 13 atlet pelatnas," kata Djoko.
Baca Juga: Perenang Hungaria Tunda Pensiun Setelah Olimpiade 2020 Mundur
Di sisi lain, Djoko mengatakan penundaan Olimpiade membuka peluang lebih besar untuk mengirim lebih banyak atlet.
Saat ini Indonesia sudah meloloskan tiga atlet angkat besi ke Olimpiade.
Baca Juga: Olimpiade Ditunda Setahun, NOC Harap Indonesia Bisa Tambah Wakil
Mereka adalah Eko Yuli Irawan, Windy Cantika, dan Nurul Akmal.
"Jika tidak ada event apapun hingga Olimpiade 2021, Indonesia hanya meloloskan tiga atlet angkat besi. Namun, kalau ada turnamen lagi usai Juli 2020, PABBSI berharap bisa merebut dua kuota tambahan untuk atlet putra," tuturnya.
Baca Juga: Bentrok dengan Olimpiade, BWF Diminta Batalkan Kejuaraan Dunia 2021
Djoko mengatakan latihan di pelatnas angkat besi masih berjalan sejak 4 Januari.
"Kebetulan kami berada di asrama Marinir sehingga penjagaan lebih mudah. Ada pengawasan 24 jam sehingga atlet dan pelatih tidak boleh keluar, kecuali ada hal yang penting," ujarnya.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar